PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA
Rabu, 10 September 2014
Tambah Komentar
PENGARUH INSENTIF TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
PADA KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN
Oleh : MARTIN
RAMBE
NIM : 110903060
DEPARTEMEN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS
ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya setiap orang akan lebih
produktif dalam bekerja jika diberikan atau dijanjikan imbalan tambahan atas
pekerjaan itu. Biasanya mereka akan bekerja lebih cepat dari biasanya dan
hasilnya pun lebih baik. Mereka berusaha memberikan yang terbaik dalam
pekerjaannya karena ada sesuatu yang diharapkan lebih dari biasanya.
Bagaimanapun setiap orang termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik
bisa dipengaruhi oleh harapan-harapan tertentu.
Di dala kehidupan organisasi,
imbalan tambahan sering disebut dengan kompensasi. Di dalam bukunya Beti
Nasution (2010) disebutkan bahwa kompensasi merupakan faktor penting yang
mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang tertarik untuk memilih bekerja dalam
suatu orgisasi dan mengapa orang tidak tertgarik untuk bekerja pada organisasi
lainnya. Selanjutnya, masih dalam buku tersebut Dessler (1997) mengungkapkan
bahwa tidak diragukan lagi kalau uang masih tetap merupakam mativator utama.
Menurut Dessler (1997) kompensasi
adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan
timbul dari dipekerejakannya karyawan itu. Pembayaran dapat dibedakan atas
pembayaran langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus dan
pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan
uang liburan yang dibayar majikan.
Salah satu bentuk pembayaran
langsung sebagaimana disebutkan di atas adalag insentif. Menurut Heidjrahman
Ranupandjo dan Suad Husnan (1984:1): Insentif adalah pengupahan yang memberikan
imbalan yang berbda karena memang prestagsi yang berbeda. Dua orang dengan
jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada
prestasi. Insentif adlah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan
sebagai balas jasa perusahaaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut.
Insentif merupakan sejulah uang yag ditambhakan pada upah dasar yang diberikan
perusahaan kepada karyawan.[1]
Dari penjelasan tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa insentif diberikan atasan kepada karyawan atas
pekerjaanya dan merupakan salah satu bentuk usaha memotivasi karyawan untuk
bekerja lebih produktif menciptakan prestasi. Tentunya ini bkan hanya terjadi
pada organisasi yang berorientasi keuntungan. Bagaimanapun organisasi apa saja
membutuhkan kinerja yang bagus dari pegawainya dan sudah menjadi sifat manusia
untuk dimotivasi bekerja lebih giat dengan cara tertentu, seperti pemberian
insentif. Tidak terkecuali organisasi-organisasi pelayan publik, para pegawai
bisa saja lebih produktif dalam bekerja jika ada tambahan penghasilan.
Kecamatan Medan Baru merupakan salah
satu kecamatan di Kota Medan. Kecamatan sebagai organisasi yang berorientasi
pada pelayanan publik juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya kepada
masyarakat. Dan insentif menjadi salah satu faktor yang menjadikan para pegawai
di kantor kecamatan Medan Baru bisa melayani warganya dengan lebih baik.
Pada beberapa minggu yang lalu,
peneliti mengurus surat keterangan domisili dari salah satu kelurahan di
Kecamatan Medan Baru. Dari pegawai yang mengurus surat keterangan yang saya
butuhkan saya mendapat informasi bahwa telah ditentukan atasan saya sebagai
orang pendatang di Kota Medan harus membayar Rp 87.000,0 yang mana ini akan
dibagi-bagikan kepada seluruh pegawai terkait. Dan setelah saya membayarkan
uang tersebut, proses pengeluaran surat yang saya butuhkan sangat cepat, hanya
hitungan menit suratnya lansung siap. Padahal kata si pegawai kalau tidak
langsung dibayar suratnya 3 hari baru
bisa diambil dan pada hari ketiga harus dibayar senilai yang saya bayarkan itu.
Beradasarkan pengalaman ini, saya
tertarik meneliti bagaimana sesungguhnya insentif yang dibagikan atasan kepada
seluruh pegawai terkait mempengaruhi produktivitas pegawai di kantor Kecamatan
Medan Baru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memberi judul “Pengaruh
Insentif Terhadap Produktivitas Pegawai Pada Kecamatan Medan Baru Kota
Medan”
1.2 Rumusan Masalah
Masalah
dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus. Tidak ada satu
penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya fokus. Menurut Moleong (2006:386)
fokus itu pada dasarnya adalah sumber pokok dari masalah penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penelitin merumuskan maslaha sebagai “Bagaimana pengaruh pemberian
insentif terhadap produktivitas pegawai di kantor Kecamatan Medan Baru Kota
Medan”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian yang dilakukan adalah:
Tujuan umum:
Untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap produktivtas kerja pegawai di
kantor kecamatan Medan Baru Kota Medan.
Tujuan khusus:
Mengetahui secara rinci pengaruh insentif terhadap produktivitas kerja pegawai
di kantor kecamatan Medan Baru, yaitu seberapa aktif masyarakat bekerja dengan
dijanjikan insentif dan tidak dijanjikan insentif.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1
Teori
Secara umum, teori adalah sebuah sistem
konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep
tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan
bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur
pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan
selanjutnya.
Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang
teori adalah:
1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari kontrak yang
sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam
proporsi tersebut secara jelas.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat
jelas.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable
yang saling berhubungan.
Salah satu definisi mengenai teori ialah
serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena secara sisitematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep
(Kerlinger, FN).[2]
2.1.2 Insentif
Sebagaimana disinggung di
atasm bahwa insentif merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan
persahaan kepada karyawan sebagai uaha untuk memotivasi. Menurut Nitisemito
(1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang diberikan kepada paa
karyawan yang dapat memebrikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Menurut Panggabean (2002:93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji
dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang
diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah
ditentukan.[3]
Mengacu pada pengertian
yang dikemukakan Nitisemito, insentif diberikan jika ada prestasi yang
disumbangkan karyawan kepada organisasi. Artinya, jika pencapaian hanya sesuai
dengan standar tidak akan diberikan insentif. Prestasi tersebut merupakan
sebuah pencapaian yang melebihi harapan atai standar yang ditetapkan. Oleh
karena itu layak diberikan penghargaan dalam bentuk insentif.
Tidak jauh berbeda dengan
pendapat Panggabean, bahwa insentif memiliki kaitan atau konekso denga
produktivitas. Artinya, seseorang yang dberikan insentif karena memiliki
produktivitas lebih, dan tidak dberikan insentif karena produktivitas hanya
mencapai standar harapan. Sebenarnya dari kedua pengertan tersebut dapat
diasumsikan bahwa insentif memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja.
Pendapat lain mengatakan
bahwa insentif merupakan salah satu dari beberapa alat untuk menigkatkan
motivasi kerja para karyawan, sehingga akan didapatkan ujuk kerja yang sesua
dengan yang telag dicanagkan atau bahkan lebih. Guna peningkatan unjuk kerja
dan motivasi karyawan sesuai dengan yang diharapkan melalui program insentif,
perlu perencanaan yang ideal dan objektif, yaitu:
1.
Jumlah
keluaran yang merupakan hasil kerja
2.
Jumlah uang
yang layak dan adil sebagai hasil kerja
2.2.2
Produktivitas Kerja
Pengertian Produktivitas Kerja
menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas adalah sebuah
konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan
sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai
untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan George J. Washinis (Rusli
Syarif,1991:1) memberi pendapat bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar
yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber
manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu,
sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang
diusahakan.”
Menurut profesor Luis Sabourin
(Rusli Syarif,1991:1) adalah “Rumusan tradisional dari produktivitas total
tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan terhadap saluran apa yang
digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. "Menurut Mukiyat (1998:481)
bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil
kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang
diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam
OSLA tahun 1984 adalah (J. Ravianto,1986:18) :
- Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.
- Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
- Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
- Produktivitas berbeda di masing-masing negara denga kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
- Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Sedangkan menurut Woekirno
produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak
daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah
kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi,
1979:3). Bambang Kusriyanto (1993) juga memberikan pendapatnya bahwa
produktivitas merupakan nisbah atau ratio antara hasil kegiatan (output) dan
segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input).
Peningkatan produktivitas merupakan
dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian berkenaan
denagan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau
kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk
pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal
ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.
Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Produktivitas pada dasarnya mencakup
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus
lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang
diperoleh hari ini. (Payman J. Simanjuntak, 1987:34-35).
Pengertian tersebut menjelaskan
bahwa di dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang
baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat
melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja
yang diperoleh. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di
dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk
menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara
kerja, dan hasil kerja.
Unsur semangat kerja dapat diartikan
sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana
sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan
mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga
apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus,
tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat
tercapai.
Untuk menilai semangat kerja
karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas
pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R. Lateiner dan LE.
Lavine bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja
yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya” (Alfred R. Lateiner
dan JE. Lavine, 1983:57).
Unsur kedua dari produktivitas kerja
adalah cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai
untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Ukuran ketiga dari produktivitas
kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari
pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh
pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang
ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam
menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa produktivitas kerja pegawai dapat
diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap
tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode
kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
Dari pendapat di atas, dapat
menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu
yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang tenaga kerja.
2.2 Hipotesis
Dari
kerangka teori tersebut di atas, peneliti merumuskan hipotesis “adanya pengaruh
pemberian insentif terhadap produktivitas pegawai di Kantor Kecamatan Medan
Baru”
2.3 Definisi Konsep
Untuk
menyamakan persepsi dan mencegahmultitafsir terhadap konsep yang digunakan
dalam penelitian ini perlu dijelaskan konsep-konsep yang digunakan dalam
penelitian ini.
Insentif
Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan insentif adalah penambahan langsung
terhadap gaji pegawai dalam bentuk uang tunai sebagai upaya untuk memotivasi
pegawai bekerja lebih produktif selain karena adanya prestasi si pegawai.
Produktivitas Kerja
Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah hasil kerja
pegawai yang dicapai dalam satuan waktu, dengan diberikan insentif dan tidak
diberikan insentif.
2.4 Definisi Operasional
Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan definis operasional adalah cara mengukur
variabel tetap. Yang mana dalam penelitian ini variabel tetap adalah
produktivitas kerja pegawai di kantor kecamatan Medan Baru Kota Medan. Dalam
penelitian ini, produktivitas kerja diukur dari jumlah insentif yang diberikan
dengan waktu penyelesaian suatu pekerjaan tertentu. Kemudian dibandingkan dengan
lamanya suatu pekerjaan selesai jika tidak diberikan insentif. Selain itu, produktivitas kerja diukur dari tiga
aspek, yang pertama semangat kerja, metode atau cara kerja, dan yang ketiga
adalah hasil kerja.
2.5 Rincian Data
Rincian
data adalah keseluruhan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk menemukan
titik hubungan antara insentif dengan produktivitas kerja pegawai maka peneliti
membutuhkan data-data sebagai berikut:
Variabel Bebas:
Indikator:
-
Memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier
-
Mengisi tabungan
Data:
-
Perlengkapan rumah
-
Buku rekening atau saldo
Teknik Pengumpulan data:
-
Dokumentasi
-
Wawancara
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian
(McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan
sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun
demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk
dianalisis melalui suatu penghitungan. [4]
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai di kantor kecamatan Medan Baru
Kota Medan. Semua pegawai menjadi informan kunci dan keluarganya sebagai
informan tambahan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi
untuk mengumpulkan data.
Wawancara
Wawancara
adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan
cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.
Peneliti akan mewawancarai sampel yang sudah ditentukan.
Studi Dokumentasi
Di
samping itu, peneliti juga melakukan studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data insentif yang diterima informan,
seperti buku tabungan.
3.3 Teknik Analisis Data
Terdapat 3 jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan dan pengambilan tindakan. Sedangkan
kesimpulan, peneliti sudah memulainya sejak pengumpulan data.[5]
Dari permulaan penelitian, peneliti mulai mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan terlebih
dahulu melakukan reduksi atau pemusatan data dari setiap data yang dikumpulkan
di lapangan. Artinya dari setiap data yang terkumpul peneliti akan melihat mana
yang koheren, pantas, layak, dan kurang mendukung terkait tujuan penelitian.
Maka dari itu akan ada data-data yang terbuang dan akan muncul data yang
spesifik terkait tujuan penelitian yang sebenarnya. Setelah itu, data yang
sudah dikuncupkan tadi menjadi bagian-bagian paling berhubungan dengan tujuan
penelitian akan peneliti sajikan dalam bentuk teks naratif, atau catatan
lapangan. Setelah itu peneliti akan memberikan tafsiran atau kesimpulan secara
menyeluruh dari setiap kesimpulan yang muncul mulai dari awal penelitian hingga
penyajian data.
3.4 Sistematika Laporan
Setelah
melaukan penelitian, maka peneliti akan melaporkan hadil penelitian dengan
sistematika sebagai berikut:
Laporan hasil penelitian dibagi
dalam 3 bagian besar. Bagain pertama disebut dengan pendahuluan. Pada bagian
pendahuluan ini akan dikemukakan latar belaknag yang menarik perhatian peneliti
untuk menelitin masalah yang ada dalam penelitian ini. Kemudian dilanjutkan
dengan rumusan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian.
Pada bagian kedua dalam penelitian
ini disebut dengan Tinjauan Pustaka. Pada bagian kedua inilah dikemukan
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dalam kerangka teori.
Kemudian peneliti mengemukakan hipotesis sebagai dugaan awal berdasarkan
kerangka teori yang sudah dipaparkan. Selanjutnya peneliti mendefiniskan
konsep-konsep dalam penelitian untuk mencegah multitafsir pembaca dilanjutkan
dengan definisi operasional untuk mengukur varibel. Pada bagian akhir bagian ke
dua dalam penelitian ini ditutup dengan rincian data, untuk melihat varibel,
indikator, dan teknik pengumpulan data secara jelas.
Kemudian pada bagian ketiga
dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Hal ini penting untuk
mengetahui jenis penelitian yang digunakan peneliti. Pada bagian ini, dijelakan
siapa saja populasi dan sampel, serta bagaimana teknik pengumpulan datanya
serta bagaimana teknik analisis data.
Pada Bagian empat akan dikemukan
hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, kemudian diakhiri dengan
kesimpulan dan saran.
Belum ada Komentar untuk "PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA"
Posting Komentar