PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA



PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

Oleh : MARTIN RAMBE
      NIM : 110903060






DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Pada umumnya setiap orang akan lebih produktif dalam bekerja jika diberikan atau dijanjikan imbalan tambahan atas pekerjaan itu. Biasanya mereka akan bekerja lebih cepat dari biasanya dan hasilnya pun lebih baik. Mereka berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya karena ada sesuatu yang diharapkan lebih dari biasanya. Bagaimanapun setiap orang termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik bisa dipengaruhi oleh harapan-harapan tertentu.
            Di dala kehidupan organisasi, imbalan tambahan sering disebut dengan kompensasi. Di dalam bukunya Beti Nasution (2010) disebutkan bahwa kompensasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang tertarik untuk memilih bekerja dalam suatu orgisasi dan mengapa orang tidak tertgarik untuk bekerja pada organisasi lainnya. Selanjutnya, masih dalam buku tersebut Dessler (1997) mengungkapkan bahwa tidak diragukan lagi kalau uang masih tetap merupakam mativator utama.
            Menurut Dessler (1997) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerejakannya karyawan itu. Pembayaran dapat dibedakan atas pembayaran langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus dan pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayar majikan.
            Salah satu bentuk pembayaran langsung sebagaimana disebutkan di atas adalag insentif. Menurut Heidjrahman Ranupandjo dan Suad Husnan (1984:1): Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbda karena memang prestagsi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adlah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejulah uang yag ditambhakan pada upah dasar yang diberikan perusahaan kepada karyawan.[1]
            Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa insentif diberikan atasan kepada karyawan atas pekerjaanya dan merupakan salah satu bentuk usaha memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif menciptakan prestasi. Tentunya ini bkan hanya terjadi pada organisasi yang berorientasi keuntungan. Bagaimanapun organisasi apa saja membutuhkan kinerja yang bagus dari pegawainya dan sudah menjadi sifat manusia untuk dimotivasi bekerja lebih giat dengan cara tertentu, seperti pemberian insentif. Tidak terkecuali organisasi-organisasi pelayan publik, para pegawai bisa saja lebih produktif dalam bekerja jika ada tambahan penghasilan.
            Kecamatan Medan Baru merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan. Kecamatan sebagai organisasi yang berorientasi pada pelayanan publik juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Dan insentif menjadi salah satu faktor yang menjadikan para pegawai di kantor kecamatan Medan Baru bisa melayani warganya dengan lebih baik.
            Pada beberapa minggu yang lalu, peneliti mengurus surat keterangan domisili dari salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Baru. Dari pegawai yang mengurus surat keterangan yang saya butuhkan saya mendapat informasi bahwa telah ditentukan atasan saya sebagai orang pendatang di Kota Medan harus membayar Rp 87.000,0 yang mana ini akan dibagi-bagikan kepada seluruh pegawai terkait. Dan setelah saya membayarkan uang tersebut, proses pengeluaran surat yang saya butuhkan sangat cepat, hanya hitungan menit suratnya lansung siap. Padahal kata si pegawai kalau tidak langsung dibayar suratnya  3 hari baru bisa diambil dan pada hari ketiga harus dibayar senilai yang saya bayarkan itu.
            Beradasarkan pengalaman ini, saya tertarik meneliti bagaimana sesungguhnya insentif yang dibagikan atasan kepada seluruh pegawai terkait mempengaruhi produktivitas pegawai di kantor Kecamatan Medan Baru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memberi judul “Pengaruh Insentif Terhadap Produktivitas Pegawai Pada Kecamatan Medan Baru Kota Medan”   

1.2  Rumusan Masalah
            Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus. Tidak ada satu penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya fokus. Menurut Moleong (2006:386) fokus itu pada dasarnya adalah sumber pokok dari masalah penelitian.
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitin merumuskan maslaha sebagai “Bagaimana pengaruh pemberian insentif terhadap produktivitas pegawai di kantor Kecamatan Medan Baru Kota Medan”

1.3   Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah:
Tujuan umum: Untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap produktivtas kerja pegawai di kantor kecamatan Medan Baru Kota Medan.
Tujuan khusus: Mengetahui secara rinci pengaruh insentif terhadap produktivitas kerja pegawai di kantor kecamatan Medan Baru, yaitu seberapa aktif masyarakat bekerja dengan dijanjikan insentif dan tidak dijanjikan insentif.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
            2.1.1 Teori
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang teori adalah:
1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari kontrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Salah satu definisi mengenai teori ialah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sisitematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Kerlinger, FN).[2]
2.1.2 Insentif
Sebagaimana disinggung di atasm bahwa insentif merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan persahaan kepada karyawan sebagai uaha untuk memotivasi. Menurut Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan yang diberikan kepada paa karyawan yang dapat memebrikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. Menurut Panggabean (2002:93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.[3]
Mengacu pada pengertian yang dikemukakan Nitisemito, insentif diberikan jika ada prestasi yang disumbangkan karyawan kepada organisasi. Artinya, jika pencapaian hanya sesuai dengan standar tidak akan diberikan insentif. Prestasi tersebut merupakan sebuah pencapaian yang melebihi harapan atai standar yang ditetapkan. Oleh karena itu layak diberikan penghargaan dalam bentuk insentif.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Panggabean, bahwa insentif memiliki kaitan atau konekso denga produktivitas. Artinya, seseorang yang dberikan insentif karena memiliki produktivitas lebih, dan tidak dberikan insentif karena produktivitas hanya mencapai standar harapan. Sebenarnya dari kedua pengertan tersebut dapat diasumsikan bahwa insentif memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja.
Pendapat lain mengatakan bahwa insentif merupakan salah satu dari beberapa alat untuk menigkatkan motivasi kerja para karyawan, sehingga akan didapatkan ujuk kerja yang sesua dengan yang telag dicanagkan atau bahkan lebih. Guna peningkatan unjuk kerja dan motivasi karyawan sesuai dengan yang diharapkan melalui program insentif, perlu perencanaan yang ideal dan objektif, yaitu:
1.      Jumlah keluaran yang merupakan hasil kerja
2.      Jumlah uang yang layak dan adil sebagai hasil kerja

2.2.2        Produktivitas Kerja
Pengertian Produktivitas Kerja menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan George J. Washinis (Rusli Syarif,1991:1) memberi pendapat bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.”
Menurut profesor Luis Sabourin (Rusli Syarif,1991:1) adalah “Rumusan tradisional dari produktivitas total tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan terhadap saluran apa yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. "Menurut Mukiyat (1998:481) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (J. Ravianto,1986:18) :
  1. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.
  2. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
  3. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
  4. Produktivitas berbeda di masing-masing negara denga kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
  5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3). Bambang Kusriyanto (1993) juga memberikan pendapatnya bahwa produktivitas merupakan nisbah atau ratio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input).
Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.

Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. (Payman J. Simanjuntak, 1987:34-35).
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja.
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai.
Untuk menilai semangat kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R. Lateiner dan LE. Lavine bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya” (Alfred R. Lateiner dan JE. Lavine, 1983:57).
Unsur kedua dari produktivitas kerja adalah cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
Dari pendapat di atas, dapat menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang tenaga kerja.

2.2 Hipotesis 
            Dari kerangka teori tersebut di atas, peneliti merumuskan hipotesis “adanya pengaruh pemberian insentif terhadap produktivitas pegawai di Kantor Kecamatan Medan Baru”          
2.3 Definisi Konsep
            Untuk menyamakan persepsi dan mencegahmultitafsir terhadap konsep yang digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini.
Insentif
            Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan insentif adalah penambahan langsung terhadap gaji pegawai dalam bentuk uang tunai sebagai upaya untuk memotivasi pegawai bekerja lebih produktif selain karena adanya prestasi si pegawai.
Produktivitas Kerja
            Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah hasil kerja pegawai yang dicapai dalam satuan waktu, dengan diberikan insentif dan tidak diberikan insentif.
2.4 Definisi Operasional
            Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan definis operasional adalah cara mengukur variabel tetap. Yang mana dalam penelitian ini variabel tetap adalah produktivitas kerja pegawai di kantor kecamatan Medan Baru Kota Medan. Dalam penelitian ini, produktivitas kerja diukur dari jumlah insentif yang diberikan dengan waktu penyelesaian suatu pekerjaan tertentu. Kemudian dibandingkan dengan lamanya suatu pekerjaan selesai jika tidak diberikan insentif. Selain itu, produktivitas kerja diukur dari tiga aspek, yang pertama semangat kerja, metode atau cara kerja, dan yang ketiga adalah hasil kerja.
2.5 Rincian Data
            Rincian data adalah keseluruhan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk menemukan titik hubungan antara insentif dengan produktivitas kerja pegawai maka peneliti membutuhkan data-data sebagai berikut: 
Variabel Bebas:
Indikator:
-         Memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier
-         Mengisi tabungan
Data:
-         Perlengkapan rumah
-         Buku rekening atau saldo
Teknik Pengumpulan data:
-         Dokumentasi
-         Wawancara















BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan. [4]
3.2 Populasi dan Sampel
            Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai di kantor kecamatan Medan Baru Kota Medan. Semua pegawai menjadi informan kunci dan keluarganya sebagai informan tambahan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data.
Wawancara
            Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Peneliti akan mewawancarai sampel yang sudah ditentukan.
Studi Dokumentasi
            Di samping itu, peneliti juga melakukan studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data insentif yang diterima informan, seperti buku tabungan.
3.3 Teknik Analisis Data
Terdapat 3 jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan dan pengambilan tindakan. Sedangkan kesimpulan, peneliti sudah memulainya sejak pengumpulan data.[5]
Dari permulaan penelitian, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan terlebih dahulu melakukan reduksi atau pemusatan data dari setiap data yang dikumpulkan di lapangan. Artinya dari setiap data yang terkumpul peneliti akan melihat mana yang koheren, pantas, layak, dan kurang mendukung terkait tujuan penelitian. Maka dari itu akan ada data-data yang terbuang dan akan muncul data yang spesifik terkait tujuan penelitian yang sebenarnya. Setelah itu, data yang sudah dikuncupkan tadi menjadi bagian-bagian paling berhubungan dengan tujuan penelitian akan peneliti sajikan dalam bentuk teks naratif, atau catatan lapangan. Setelah itu peneliti akan memberikan tafsiran atau kesimpulan secara menyeluruh dari setiap kesimpulan yang muncul mulai dari awal penelitian hingga penyajian data.
3.4 Sistematika Laporan
            Setelah melaukan penelitian, maka peneliti akan melaporkan hadil penelitian dengan sistematika sebagai berikut:
            Laporan hasil penelitian dibagi dalam 3 bagian besar. Bagain pertama disebut dengan pendahuluan. Pada bagian pendahuluan ini akan dikemukakan latar belaknag yang menarik perhatian peneliti untuk menelitin masalah yang ada dalam penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian.
            Pada bagian kedua dalam penelitian ini disebut dengan Tinjauan Pustaka. Pada bagian kedua inilah dikemukan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dalam kerangka teori. Kemudian peneliti mengemukakan hipotesis sebagai dugaan awal berdasarkan kerangka teori yang sudah dipaparkan. Selanjutnya peneliti mendefiniskan konsep-konsep dalam penelitian untuk mencegah multitafsir pembaca dilanjutkan dengan definisi operasional untuk mengukur varibel. Pada bagian akhir bagian ke dua dalam penelitian ini ditutup dengan rincian data, untuk melihat varibel, indikator, dan teknik pengumpulan data secara jelas.
            Kemudian pada bagian ketiga dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Hal ini penting untuk mengetahui jenis penelitian yang digunakan peneliti. Pada bagian ini, dijelakan siapa saja populasi dan sampel, serta bagaimana teknik pengumpulan datanya serta bagaimana teknik analisis data.
            Pada Bagian empat akan dikemukan hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, kemudian diakhiri dengan kesimpulan dan saran.

Belum ada Komentar untuk "PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel