Merasa Diri Kita Baik tapi Masih Pamrih?

Baru saja mendapatkan pelajaran berharga dari seorang teman. Teman baik di kampus. Aku telah menceritakan banyak hal kepadanya. Dan aku merasa dia orang yang tepat di saat aku merasa butuh masukan, saran, dan motivasi.

Pertengkaran dengan seseorang tidak bisa dihindari apalagi kedua belah pihak merasa dirinya benar. On the other words, sama-sama "Keras Kepala". Satu pihak merasa dirinya benar dengan melontarkan berbagai macam alasan agar pihak lain merasa iba sehingga pihak kedua tersebut merasa harus meminta maaf karena telah lebih awal "marah" dengan pihak pertama.

Bagaimana jika pihak kedua juga terus melontarkan alibi-aibi sehingga terus mengobarkan api permusuhan?

Jika YOTers menghadapi masalah seperti ini, jangan ragu untuk MENGALAH. Ingat YOTers,
"Mengalah kepada keadaan bukan akhirnya kita mengalah kepada keadaan, mengalah adalah fase mempersiapkan diri menjadi lebih kuat dan pantas untuk menghadapi keadaan."
- Indira Batubara
Jangan menilai keadaan hanya dari sisi kita saja, tapi lihat juga kondisi pihak kedua.
Mengalah di sini, tidak berarti kita hanya diam dan memendam hal yang menurut kita BENAR. Kita sampaikan dengan lugas, urusan pihak kedua menanggapi pernyataan kita atau tidak adalah urusan terakhir.

Memang sudah kodrat manusia ingin dihargai, ingin dilihat, ingin diakui. Mengalah? Sudah pasti kita tidak merasa menang dan dihargai. Capek kan jadi orang baik dan mengalah terus? Capek hati banget.
Capek hati itu lebih terasa dibandingkan capek fisik. Kalau capek hati yang ditekan itu mental dan fisik. Kalau capek fisik, ya fisik aja.

Pernah tidak kalian merasa, buat apa sih baik ke orang? Toh orang tersebut tidak menghargai perbuatan baik kita. Toh dia malah berbuat jahat kepada kita. Air susu dibalas air tuba.

Tapi kemudian seseorang memberi aku pencerahan.
Kalau kita capek berbuat baik, berarti kita mengharapkan PAMRIH. Harusnya baik itu tidak mengharapkan apa-apa
Karma itu berlaku loh, dalam bentuk apapun, dalam situasi apapun. Jika kita baik sekarang, mungkin karmanya tidak bisa dirasakan atau didapatkan sekarang juga. Bisa jadi besok atau besoknya lagi. Contohnya, mendapat kemudahan akan segala yang kita inginkan.

Jadi, masih merasa jadi orang baik tapi ternyata mengharapkan pamrih?

Belum ada Komentar untuk "Merasa Diri Kita Baik tapi Masih Pamrih?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel