Konsep Pembangunan



Konsep Pembangunan
Sebelum membahas lebih lanjut tentang perencanaan pembangunan, maka ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang pembangunan. Agar dapat memberi pemahaman yang lebih komprehensif dalam pembahasan berikutnya. Penggunaan kata pembangunan telah dipopulerkan oleh para sarjana dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat, dan diperkenalkan ke Eropa Barat dan negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang. Pembangunan berasal dari kata “development”. Kata “development” ini diartikan sebagai pembangunan atau perkembangan dan perubahan sosial.
Todaro[1] menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak, yang melibatkan masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi.
Dalam memdefenisikan tentang pembangunan, Todaro[2] menyatakan bahwa pembangunan merupakan suatu proses multidemensial yang meliputi perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan.
Menurut Todaro[3] dari defenisi diatas memberikan beberapa implikasi bahwa:
1.      Pembangunan bukan hanya diarahkan untuk peningkatan income, tetapi juga pemerataan.
2.      pembangunan juga harus memperhatikan aspek kemanusiaan seperti peningkatan:
a.             Life Sustenance : Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
b.             Self-Esteem : Kemampuan untuk menjadi orang yang utuh yang memiliki harga diri, bernilai dan tidak diisap orang lain.
c.              Freedom From Servitude : Kemampuan untuk melakukan berbagai pilihan dalam hidup, yang tentunya tidak merugikan orang lain.
Konsep dasar di atas telah melahirkan beberapa arti pembangunan yang sekarang ini menjadi populer yaitu :
1.       Capacity, hal ini menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income atau produktifitas.
2.       Equity, hal ini menyangkut aspek pengurangan kesenjangan antara berbagai lapisan masyarakat dan daerah.
3.       Empowerment, hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi aktif dalam memperjuangkan nasibnya dan sesamanya.
4.       Suistanable, hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian pembangunan[4].

Seiring perjalanan waktu dan perkembangan pemikiran manusia maka bermunculanlah berbagai pandangan dan pendapat berbagai ahli dalam memandang apa dan bagaiamna pembangunan tersebut. Bryant dan White mencoba menegaskan bahwa pembangunan mengandung implikasi yaitu, Pertama, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu maupun kelompok. Kedua, pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan sistem nilai dan kesejahteraan. Ketiga, pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk memutuskan. Keempat, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara mandiri. Kelima, pembangunan berati mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati.[5]
Esensi dari pembangunan ternyata tidak hanya dapat dilihat dari sisi pengertian dan defenisi akan tetapi dapat juga beranjak dari segi tujuan pembangunan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Gant[6] yang melihat makna pembangunan berdasarkan tujuan dari diadakannya pembangunan tersebut. Dalam hal ini Gant menyebutkan  tujuan pembangunan ada dua tahap. Tahap  pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan–kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas menunjukkan bahwa pembangunan memiliki tujuan yang luas dan mulia yang menyangkut pada keseluruhan kebutuhan manusia dalam mewujudkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas baik dalam bentuk materi maupun non-materi.



[1] Michael P Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid 1, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 2000, Hal : 18
[2] Ibid, Hal : 20
[3] Ibid, Hal : 21
[4] Ibid, Hal : 24
[5] Bryant C and White, LG, Managing Development in The Third World, Boulder, Colorado, West View Press, 1982, Hal : 15
[6]  Agus Suryono, ,Teori dan Isu Pembangunan. Malang, Universitas Malang  Press, 2001, Hal : 31

Belum ada Komentar untuk "Konsep Pembangunan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel