POTRET PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG
Selasa, 21 Oktober 2014
Tambah Komentar
POTRET PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DI NEGARA BERKEMBANG
Negara-negara berkembang identik dengan negara miskin. Di
negara seperti ini pekerjaan utama pembangunan adalah menanggulangi kemiskinan,
dimana kemiskinan di negara berkembang
ibarat lingkaran setan, karena berbagai penjelasan kemiskinan tidak banyak
menjelaskan “kenapa mereka menjadi miskin”. Dalam lingkaran setan kemiskinan,
pokok pangkal kemiskinan pada umumnya adalah
pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah bukan hanya mempengaruhi
tingkat tabungan yang rendah, tetapi juga mempengaruhi tingkat pendidikan dan
kesehatan yang rendah sehingga produktivitas sumber daya yang ada juga menjadi
rendah. Semuanya ini akan mempengaruhi pendapatan masyarakat yang rendah pula
Berbagai teori pembangunan, khususnya pembangunan
ekonomi, muncul untuk menjawab masalah ini yang kesemuanya fokus kepada upaya
mendorong investasi, misalnya teori dari Henry C. Brutton yang menganjurkan
pemerintah di negara berkembang untuk meningkatkan tabungan melalui dorongan moral,
rangsangan langsung, kesempatan invetasi, dan mengenalkan lembaga keuangan.
Terlepas dari berbagai gagasan tentang memutuskan
lingkaran setan tersebut, satu hal yang pokok adalah bahwa perencanaan
pembangunan lah yang pada akhirnya mengambil alih tugas tersebut, yaitu tugas
untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang tersedia untuk memutuskan lingkaran
setan kemiskinan.
Di sinilah pembangunan menjadi sebuah praktek, bergulir
dari sebuah konsep, teori, serta paradigma. Tatkala menjadi praktek, maka keharusan
dari pembangunan adalah dimenejemeni. Unsur pertama adalah perencanaan
pembangunan yang serta-merta menuntut penguasaan konsep kemiskinan serta
problema yang mendasarinya, memiliki kerangka pemikiran teoritis, serta
memahami dukungan dan kendala yang muncul dalam kondisi-kondisi obyektif
masyarakat yang dibangun.
Salah satu tujuan penting
perencanaan di negara terbelakang adalah untuk meningkatkan pembangunan
ekonomi. Menurut Dr. Gadgil,[1]
“Bagi pembagunan ekonomi perencanaan mengandung arti pengarahan atau pengaturan
eksternal kegiatan ekonomi oleh badan perencana, yang dalam banyak hal,
disamakan dengan pemerintah negara.” Itu berarti peningkatan laju pembentukan
modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan dan investasi. Akan
tetapi peningkatan laju pembentukan modal pada perekonomian terbelakang
dihadapkan pada sejumlah kesulitan. Rakyat dicengkam oleh kemiskinan. Kemampuan
menabung rendah karena tingkat pendapatan yang rendah pula disamping
kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi. Akibatnya, laju investasi rendah
sehingga mengakibatkan modal kurang dan produktifitas rendah. Produktivitas
rendah berarti pendapatan rendah. Lengkaplah sudah apa yang disebut dengan
lingkatan setan. Lingkaran setan ekonomi hanya dapat diatasi dengan pembangunan
secara terencana. Ada dua metode yang terbuka bagi negara terbelakang. Pertama
pembangunan terencara dengan mengimpor modal dari luar negeri oleh Zweig[2]
disebut “Industrialisasi yang disangga” dan lainnya adalah dengan tabungan
wajib yang ia sebut sebagai “industrialisasi swasembada.”
Dasar pemikian timbulnya
perencanaan di negara seperti ini adalah untuk memperbaiki dan memperkuat
mekanisme pasar. Mekanisme pasar di negara terbelakang belum lagi sempurna,
karena ketidaktahuan dan ketidakbiasaan dengan mekanisme seperti itu, jadinya
sebagian besar ekonomi terdiri dari sektor non-uang. Pasar produk, faktor, uang
dan modal tidak mengorganisasi sebagai mana mestinya. Jadi sistem harga yang
ada masih dalam bentuk belum sempurna dan tidak dapat menghasilkan keseimbangan
antara permintaan dan penawaran agregat atas barang dan jasa. Untuk
menghapuskan pasar yang tidak sempurna dan pemanfaatan sumber-sumber tersedia
yang tidak efisien serta di dalam menentukan jumlah dan komposisi investasi,
kekakuan strukturan, maka mekanisme padar perlu disempurnakan melalui
perencanaan.
Lebih lanjut, kebutuhan
perencanaan di negara berkembang didorong oleh keperluan menghapuskan
pengangguran dan pengangguran tersembunyi yang tersebar luas dalam perekonomian
seperti itu. Karena modal langka dan buruh melimpah ruah maka masalah
penyediaan kesempatan kerja bagi buruh yang senantiasa meningkat merupakan
suatu masalah yang sulit. Hanya badan perencanaan yang terpusat yang dapat
mengatasi kesulitan ini. Di tengah ketiadaan usaha dan inisiatif yang memadai,
badan perencanaan merupakan satu-satunya lembaga yang pantas untuk merencanakan
pembangunan perekonomian secara berimbang. Demi pembangunan ekonomi yang cepat,
negara terbelakang memerlukan pembangunan sektor pertanian dan industri,
pembentukan overhead sosial dan ekonomi, pengembangan sektor perdagangan luar
negeri dan domestik dengan cara yang hamonis. Semua ini memerlukan investasi
serentak di berbagai sektor yang hanya mungkin dilakukan melalui perencanaan
pembangunan.
Kebutuhan pengembagan sektor
pertanian bersama-sama dengan sektor industri timbul dari kenyataan bahwa
pertanian dan industri saling menentukan. Reorganisasi pertanian akan
melepaskan tenaga buruh surplus yang dapat diserap oleh sektor industri.
Pembangunan pertanian juga penting untuk memasok kebutuhan bahan mentah sektor
industri tersebut.
Akan tetapi sektor pertanian dan
sektor industri tidak akan dapat berkembang tanpa adanya overhead ekonomi dan
sosial. Pembangunan terusan, jalan raya, rel kereta api, stasiun tenaga dan
sebagainya, adalah vitas bagi pembangunan pertanian dan industri. Begitu pula
lembaga pendidikan dan latihan, kesehatan masyarakat dan perumahan diperlukan
untuk menjamin arus berkala tenaga terampil dan terlatih. Tetapi perusahaan
swasta di negara terbelakang tidak tertarik pada pembangunan overhead sosial
dan ekonomi, karena tidak menguntungkan. Perusahaan swasta lebih banyak
tertarik oleh keuntungan pribadi ketimbang keuntungan sosial. Oleh karena itu
perusahaan swasta menyerahkan kepada pemerintah untuk menyediakan overhead
sosial dan ekonomi dalam suatu cara yang terencana.
Demikian pula pengembangan
perdagangan dalam negeri dan luar negeri tidak hanya memerlukan pembangunan
sektor pertanian dan industri bersama-sama ovaerhead sosial dan ekonomi tetapi
juga tersedianya lembaga keuangan. Di negera terbelakang, pasar uang dan pasar
modal masih belum berkembang. Keadaan seperti ini menjadi penghambat
pertumbuhan industri dan perdagangan. Ada ketidak stabilan ekonomi yang
disebabkan oleh gerakan siklus internasional. Ketidak mampuan menyesuaikan diri
seperti itu hanya dapat diatasi oleh pemerintah, dengan mendirikan Bank Sentral
dan pasar uang bank dagang dan lembaga keuangan lainnya di seluruh negara.
Badan perencanaannlah yang dapat mengawasi dan mengatur perdagangan dalam
negeri dan perdagangan luar negeri demi kepentingan terbaik perekonomian.
Perencanaan pembangunan sangat
diperlukan untuk mengenyahkan kemiskinan bangsa. Perencanaan merupakan
satu-satunya jalan yang terbuka bagi negara terbelakang. Untuk menaikkan
pendapatan nasional dan pendapatan per kapita; untuk mengurangi ketimpangan
pendapatan dan kesejahteraan; untuk meningkatkan kesempatan kerja; untuk
pembangunan yang menyeluruh dan untuk mempertahankan kemerdekaan nasional yang
baru saja dimenangkan. Tidak ada yang lebih besar dan benar daripada itu yaitu
bahwa ide perencanaan telah menjelma menjadi kenyataan praktis dan itulah
satu-satunya harapan bagi kebangkitan negara-negara terbelakang di dunia.
Mencermati kondisi tersebut Dr.
Gadgil[3]
mengatakan “Perencanaan pembangunan ekonomi tampaknya dilakukan karena derap
dan arah pembangunan yang ada tanpa campur tangan dari luar dianggap tidak
memuaskan dan lebih lanjut karena dianggap bahwa campur tangan dari luar yang
tepat akan sangat meningkatkan derap pembangunan dan mengarahkannya sebagaimana
mestinya. Para perencana berusaha menghasilkan rasionalisasi. Jika mungkin dan
dipandang perlu, mengurangi konsumsi, mengembangkan dan menerapkan rencana
jangka panjang investasi sumber modal yang tepat dengan teknih yang semakin
baik, program pendidikan dan latihan sebagai tempat meningkatkan kemampuan
buruh dalam menggunakan sumber modal, dan distribusi produksi nasional yang
lebih baik dalam rangka mencapai keamanan dan kedamaian masyarakat. Karenanya,
perencanaan jika ditinjau dari sudut itu berarti tidak lebih daripada
pengorganisasian secara lebih baik, pengorganisasian secara konsisten dan
menjangkau jauh kedepan, serta pengorganisasian secara menyeluruh. Pengarahan,
pengaturan, pengawasan atas kegiatan
swasta dan peningkatan bidan kegiatan negara semuanya merupakan bagian
dari upaya-upaya pengorganisasian.
Belum ada Komentar untuk "POTRET PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG"
Posting Komentar