Jenis-Jenis Perencanaan
Selasa, 21 Oktober 2014
Tambah Komentar
Jenis-Jenis Perencanaan
Pandangan
tentang pentingnya perencanaan, pada awal mulanya memang hanya berkembang di
sektor ekonomi. Perencanaan ekonomi dapat dianggap sudah mewakili unsur penting lainnya, dalam artian faktor-faktor
non ekonomi diperhitungkan bersama-sama dengan perhitungan ekonomi yang
rasional. Akan tetapi sesuai dengan perjalanan waktu dan semakin kompleksnya
aktivitas dan tuntutan disegala bidang dalam bernegara menuntut diadakannya
pemisahan secara jelas antara perencanaan bidang yang satu dengan yang lainnya,
karena setiap bidang-bidang yang berbeda menuntut prioritas
perencanaan-perencanaan yang lebih spesifik dan optimal.
Seiring
dengan perkembangan dunia dan perjalanan waktu dari hari ke hari membuat dunia
ini selalu dibuahi oleh berbagai bentuk penemuan baru dalam bidang ilmu
pengetahuan, informasi serta teknologi. Dampak dari perkembangan ini sangat
terasa seiring dengan perkembangan kita dari generasi ke generasi. Sebagai efek
dari tuntutan kondisi tersebut di atas maka berkembanglah berbagai jenis-jenis
perencanaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada. Jenis-jenis
perencanaan ini biasanya dapat dibedakan berdasarkan objek, ruang dan waktu,
kebutuhan dan lain-lain. Jenis-jenis perencanaan ini sangat beragam dan
berbeda-beda di setiap negara yang pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan trend yang sedang terjadi pada
suatu negara.
Apabila
dikaji dan diteliti secara mendalam maka akan ditemukan banyak sekali
jenis-jenis perencanaan yang berlaku di muka bumi ini, karena seperti dikatakan
di atas bahwasanya jenis perencanaan di setiap negara atau bahkan
wilayah-wilayah tertentu bisa saja berbeda-beda. Akan tetapi dalam buku ini akan diangkat
beberapa jenis penelitian yang pada umumnya berlaku dan dilaksanakan di banyak
negara di dunia.
- Perencanaan dilihat dari macam-macam rencana yang sering dilaksanakan negara-negara pada umumnya :
- Rencana di waktu perang[2]
- Perencanaan anti siklus
- Perencanaan perspektif
- Perencanaan proyek demi proyek
- Perencanaan investasi sektor publik
- Perencanaan komperhensif
- Perencanaan regional secara fisik
- Perencanaan pembangunan
- Melihat perencanaan dari segi ketat atau kurang ketatnya, perlu (imperative) atau kurang perlunya suatu perencanaan
1. Planning by perspective.
Disini perencanaan hanya memberikan gambaran tentang prospek perkembangan
keadaaan masa depan, kemungkinan perkembangan
masa depan. Seringkali rencana ini hanya merupakan suatu studi proyeksi
keadaan
2. Planning by inducement
seringkali juga disebut planning through
the market. Perencanaan di sini
bersifat mendorong atau mempengaruhi melalui berbagai kebijaksanaan serta
penggunaan mekanisme pasar kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
3. Planning by direction.
Perencanaan ini lebih ketat, ada tujuan yang jelas dan tegas, pelaksanaannya
yang ketat untuk mencapai tujuan itu dan pengarahannya secara lebih sadar.[3]
4. Complete control planning.
Dalam perencanaan ini diliputi segi kehidupan yang luas dengan menetapkan
secara tegas pola investasi, produksi, distribusi dan konsumsi.[4]
- Perencanaan melihat dari segi luasnya wilayah yang diliputi oleh suatu rencana
1. Perencanaan
kota
2. Perencanaan
regional
3. Perencanaan
sektor publik
4. Perencanaan
nasional
5. Perencanaan
antar Negara
- Perencanaan dari segi jangka waktu
1. Jangka
panjang
2. Jangka
menengah
3. Jangka
pendek
- Perencanaan secara komprehensif, penyerasian antara perencanaan menyeluruh (aggregate), perencanaan sektoral dan perencanaan proyek-proyek dapat pula dikemukakan dua macam perencanaan dari segi cara perumusannya ;
1. Forward Planning atau Planning From Above. Cara perencanaan
dimulai dari penyusunan rencana menyeluruh (aggregate)
dan kemudian membaginya (disaggregates)
dalam rencana-rencana sektor dan selanjutnya dalam rencana proyek-proyek
2. Backward Planning
atau Planning From Below. Disini
rencana kegiatan investasi pemerintah maupun non pemerintah disusun terlebih
dahulu dan baru diserasikan dengan kerangka makronya.
Banyak ilmuwan yang melakukan studi tentang
ilmu perencanaan, salah satunya adalah Glasson. Konsep mengenai jenis perencanaan
yang dikemukakannya mengamini jika jenis-jenis perencanaan dapat berbeda
diantara satu negara dengan negara lain atau bahkan di antara satu sektor
dengan sektor lainnya dalam satu negara. Dia menyetujui jika ternyata dalam
suatu negara terjadi kombinasi/kolaborasi dari berbagai jenis perencanaan
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan di negara tersebut. Lebih lengkapnya
Glasson[5]
menyebutkan ada 4 (empat) jenis/tipe perencanaan yaitu ;
1.
Physical
planning and Economic Planning
2.
Allocative and Innovative Planning
3.
Multi
or single Objective Planning
4.
Indicative or Imperative Planning
1)
Physical
Planning and Economic Planning
Perbedaan ini
didasarkan atas perbedaan isi perencanaan. Perencanaan fisik adalah perencanaan
untuk mengubah atau memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah, misalnya
perencanaan tata ruang atau tata guna tanah, perencanaan jalur transportasi dan
komunikasi, penyediaan fasilitas umum, dsb. Perencanaan ekonomi berkenaan
dengan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan langkah-langkah memperbaiki
tingkat kemakmuran. Perencanaan ekonomi didasarkan pada mekanisme pasar.
2)
Allocative and Innovative Planning
Perencanaan
berdasarkan visi perencanaan.
Perencanaan alokatif berkenaan dengan menyukseskan rencana umum yang
telah disusun. Inti kegiatannya berupa koordinasi dan sinkronisasi. Perencanaan
inovatif para perencana bersifat lebih bebas dalam menentukan target maupun
cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
3)
Multi or Single Objective Planning
Perencanaan bertujuan tunggal
misalnya rencana pemerintah untuk membangun 100 unit rumah disuatu lokasi
tertentu, perencanaan ini tidak mengaitkan pembangunan rumah dengan manfaat
lain yang ditimbulkan. Sararan merupakan satu kesatuan yang utuh. Perencanaan
bertujuan jamak memiliki beberapa tujuan sekaligus misalnya pelebaran dan
peningkatan jalan bermanfaat perhubungan suatu daerah semakin lancar, dapat
menarik berdirinya pemukiman baru dan mendorong tumbuhnya aktivitas pasar
didaerah tersebut.
4)
Indicative
or Imperative Planning
Perencanaan dalam
hal ini dibedakan menurut ketegasan dari isi perencanaan dan tingkat kewenangan
dari instansi pelaksana. Dalam konteks ini dapat diketahui bahwa perencanaan
indikatif tujuan yang hendak dicapai dinyatakan hanya dalam bentuk
indikator-indikator dalam artian tidak memberi batasan yang jelas dalam hal
tolak ukurnya. Sementara itu perencanaan imperatif lebih terperinci, jelas dan
tegas dalam pengaturan sasaran, prosedur/mekanisme, pelaksanaan, waktu dan lain
sebagainya.
Efektif-tidaknya suatu jenis
perencanaan dapat ditentukan oleh ada-tidaknya kesepadanan antara sumber daya
dengan lingkungannya. Konsep kesepadanan antara aspek, ruang dan waktu serta
sumber daya serta permasalahan kebutuhan yang dihadapi tentunya berbeda dalam setiap negara dan hal
ini akan melahirkan suatu bentuk ciri khas atau keunikan sesuatu hal dalam
suatu negara yang mungkin tidak ditemukan pada negara-negara lainnya. Sebagai
suatu contoh kasus dalam bidang perencanaan, di Indonesia ditemukan ada
beberapa jenis perencanaan yang mungkin tidak berlaku di negara lain pada
umumnya.
Adapun jenis-jenis perencanaan
yang dikenal di Indonesia di luar jenis-jenis perencanaan yang telah disebutkan
terlebih dahulu adalah :
- Jenis Top Down dan Bottom Up Planning
Top down planning
merupakan salah satu jenis perencanaan yang menitikberatkan pada tipe
perencanaan yang terpusat. Artinya, proses kegiatan perencanaan yang
dilaksanakan dengan bersinergi pada rencana strategis yang ada diatasnya dan
merupakan manifestasi dari komitmen pemerintah.
Sedangkan Bottom Up Planning adalah perencanaan
yang memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat misalnya melalui
penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk mengetahui harapan
masyarakat atas masa depan pembangunan daerahnya.
Proses Top Down dan Bottom Up lebih mencerminkan
proses perencanaan dalam pemerintahan, yaitu dari lembaga/departemen dan daerah
ke pemerintah pusat.
Lembaga/departemen/daerah
menyusun rencana pembangunan sesuai dengan wewenang dan fungsinya.
Proses top down dan bottom up ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain untuk
menyelaraskan program-program agar dapat menjamin adanya sinergi dari semua
kegiatan pemerintah dan masyarakat. Penyelarasan rencana-rencana lembaga
pemerintah dilaksanakan melalui musyawarah perencanan yang dilaksanakan baik di
tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Dalam sistem perencanaan
nasional, pertemuan antara perencanaan yang bersifat top down dan bottom up
diwadahi dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Dalam hal ini, perencanaan
makro yang dirancang pemerintah pusat disempurnakan dengan memerhatikan masukan
dari semua stakeholders dan
selanjutnya digunakan sebagai pedoman bagi daerah-daerah dan lembaga-lembaga
pemerintah dalam menyusun rencana kerja.
- Jenis Partisipatif Planning
Pemikiran perencanaan
partisipatif diawali dari kesadaran bahwa kinerja sebuah prakarsa pembangunan
masyarakat sangat ditentukan oleh semua pihak yang terkait dengan prakarsa
tersebut. Sejak dikenalkannya model perencanaan partisipatif ini, istilah
“stakeholders” menjadi sangat meluas dan akhirnya dianggap sebagai idiom.
Perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan partisipasi
seluruh stakeholders dalam
pengambilan keputusan perencanaan di semua tahapan perencanaan. Partisipasi
warga negara (private citizen) bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,
terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara halus atau dengan
kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.
Partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan, dan pembuatan
kebijakan sudah dijamin dalam konstitusi negara maupun dalam peraturan
perundang-undangan. Namun, dalam prakteknya, kualitas partisipasi masyarakat
masih jauh dari ideal. Beberapa masalah tentang partisipasi, misalnya :
1)
Masih rendahnya akses
terhadap informasi publik.
2)
Rendahnya komitmen
pemimpin dan partai politik di tingkat lokal.
3)
Blocking dari
kelompok elit lokal.
4)
Kemandirian organisasi
warga.
5)
Proses partisipasi
tanpa substansi
6)
Apatisme masyarakat.
7)
Rendahnya keterlibatan
kelompok perempuan.
8)
Kapasitas mengelola
forum-forum musyawarah.
[1] Bintoro Tjokroamidjojo, Perencanaan
Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta,
1985, Hal : 22-25
[2] Penjelasan tentang rencana diwaktu perang ini secara lengkap dapat dibaca
buku Albert Waterston, Development Planning, Lesson of Experience, The Jhon
Hopkins Press, Baltimore, Maryland, 1965
[3] Penjelasan tentang Planning by direction secara lebih lengkap baca Buku GM HEAL, The
Theory of Economic Planning, American Elbiser Public Comp, Inc, New York, 1973
[4]
Penjelasan tentang Complete Control planning secara lebih lengkap baca W.
Arthur Lewis, The Principles of Economic Planning, Public Affairs Press, Washington DC,
1951
[5]
Glasson J, An Introduction to Regional Planning, Hutchinson
Educational, London,
1974.
Belum ada Komentar untuk "Jenis-Jenis Perencanaan"
Posting Komentar