OKULASI KARET



OKULASI KARET



DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perbanyakan tanaman karet (Hevea brasiliensis) dapat dilakukan secara generatif melalui benih dan secara vegetatif melalui teknik okulasi. Perbanyakan dengan benih saat ini sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani tradisional atau oleh kalangan peneliti guna perbaikan sifat genetif selanjutnya.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi antara lain penggunaan okulasi dapat menghasilkan tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi, pertumbuhan tanaman yang seragam, penyiapan benih relatif singkat, dan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea.
Sedangkan kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi antara lain; tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), memerlukan menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Bibit okulasi terdiri dari batang atas dan batang bawah yang biasanya berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi bertujuan untuk menghasilkan dua klon dalam satu individu sehingga diperoleh produksi tinggi dengan umur ekonomis panjang.oleh karena itu perlu diperhatikan sifat-sifat unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta kompatibilitas kedua calon batang tersebut.

Tujuan
Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan kriteria batang bawah yang siap diokulasi, melaksanakan pekerjaan okulasi, menilai keberhasilan okulasi, dan menentukan jumlah tenaga kerja dan waktu kerja untuk pekerjaan okulasi.
TINJAUAN PUSTAKA
 Tanaman karet yang ditumbuhkan seragam di lapangan, sangat bergantung pada penggunaan bibit hasil okulasi yang entresnya diambil dari kebun entres yang memiliki klon yang murni. Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia sendiri telah menghasilkan klon-klon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Klonklon unggul baru generasi4 pada periode periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 104, dan IRR 118. Klonklon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifatsifat sekunder lainnya. Klonklon lama yang sudah dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan untuk dikembangkan, tetapi harus dilakukan secara hatihati baik dalam penempatan lokasi maupun sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami gangguan penyakit daun Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau panjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat (Anwar, 2001).
Pada tanaman karet, persiapan bahan tanam dilakukan jauh hari sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.
Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di pembibitan. Klon-klon yang dianjurkan sebagai batang bawah adalah klon GT 1, LCB 1320 dan AVROS 2037. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1 – 1.5 tahun sebelum okulasi. Untuk okulasi garis tengah tanaman batang bawah sudah mencapai 2.5 cm (Tim Penulis PS, 2007).
Menurut Anwar (2001) untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua macam sumber mata okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan okulasinya rendah.
Setelah persiapan bahan tanam, kemudian dilakukan okulasi. Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung (kompatibel)  dengan tujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan dan produksi yang baik. Keunggulan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini ditumbuhkan di lapangan disebut sebagai tanaman okulasi, sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai (Simanjuntak, 2010)
Teknik okulasi yang umum digunakan adalah okulasi hijau (green budding) dan okulasi konvensional atau okulasi cokelat (brown budding), meskipun ada jenis lain yaitu okulasi dini.
Tabel 1. Teknik Okulasi dan Perbedaannya
Teknik Okulasi
Umur batang bawah
Umur, ukuran, dan warna entres
Dini
2-3 bulan
3-4 minggu, garis tengah 0,5 cm, hijau muda
Hijau
4-6 bulan
3-4 bulan, garis tengah 0.5 – 1 cm, hijau
Cokelat
8-18 bulan
1-2 tahun, garis tengah 2.5 – 4 cm, cokelat
Sumber: www.worldagroforestrycentre.org.
Lebih lanjut Simanjuntak (2010) menjelaskan mengenai kedua teknik okulasi karet yang sering diaplikasikan tersebut, yaitu teknik okulasi konvesional dan teknik okulasi hijau. Teknik okulasi konvensional merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk persiapan bentuk bahan tanaman secara komersial. Okulasi konvesional ini disebut juga okulasi cokelat ( brown budding)
1.      Batang bawah
Untuk keberhasilan okulasi coklat perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:
·      Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonal GT1, AVROS 2037 dan LBC1320
·      Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun
·      Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal
·      Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua
2.  Batang atas
Sebagai batang atas dipilih klon yang sesuai dengan lingkungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yang dianjurkan dalam skala besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam jangka panjang. Terdapat tiga jenis kuncup tidur yang dikenal pada tanaman karet dan satu mata bunga yaitu:
·         Mata Ketiak (mata tunas)  atau disebut juga mata prima, yang ditandai adanya bekas tangkai daun atau berada pada ketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi. Bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
·         Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush ) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
·         Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapat digunakan untuk okulasi.
Disamping teknik okulasi konvensional atau okulasi coklat, dikembangkan pula metoda okulasi hijau. Jika dalam okulasi konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat, maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau (green budwood).
1.      Batang bawah
Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:
·         Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320.
·         Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5 bulan yang untuk mempermudah namun dapat juga digunakan batang yang kurang dari umur tersebut, asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar.
·         Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur pada pangkal batang
·         Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua.
2.      Batang atas
Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memperoleh taruk-taruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau.
Untuk mengetahui potensi daya hidup dari tanaman karet hasil okulasi tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaaan yang dilakukan ada tiga tahap, yaitu:
·         Pemeriksaan pertama : 2 minggu setelah okulasi, plastik pembalut dibuka. Bila mata entres masih berwarna hijau berarti hidup dan bila berwarna coklat kehitaman mati. Yang mati diberi tanda dengan daun/ plastik yang diselipkan diatas jendela okulasi setinggi ± 20 cm. Dilakukan okulasi ulang terhadap okulasi yang gagal.
·         Pemeriksaan kedua : 2 minggu setelah pemeriksaan pertama, yang mati diberi tanda seperti pemeriksaan pertama.
·         Pemeriksaan ketiga : 1 minggu setelah pemeriksaan kedua yang hidup diberi tanda berupa totolan cat 1 cm di samping atas jendela dengan ketentuan warna berdasarkan klon sebagai berikut :
Klon
Warna
BPM 1
Biru
BPM 24
Merah
RRIC 100
Putih
IRR 118
Hitam
PB 260
Kuning
PB 330
Hijau
PB 340
Cokelat
IRR 39
Hijau Putih
Sumber: http://ardian88.blogspot.com.















BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tiga buah pisau okulasi, tali rafia dan sebuah cangkul. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman batang bawah dan dua batang calon entres.

Tempat dan Waktu
      Praktikum kali ini dilaksanakan di kebun percobaan kelapa di Cikabayan, pada hari senin tanggal 9 Mei 2011 mulai jam 7.00 sampai 10.00 WIB.

Metode Pelaksanaan
Terdapat empat tahapan pelaksanaan okulasi pada praktikum. Langkah pertama adalah melihat kesiapan batang bawah, yaitu tanaman yang memiliki tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun telah tua dan diameter batang kira-kira berukuran 6-13mm. Selanjutnya, membuat jendela okulasi. Batang bawah dibersihan/dikerok dari kotoran kulit atau tanah dengan mengunakan pungung pisau. Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal sepanjang 5 cm, dan dibuat potongan melintang di atas irisan vertikal tersebut sepanjang 2 cm, sambil menunggu getah kering dibuat jendela sekaligus beberapa buah. Terdapat dua jenis bukaan jendela, yaitu bukaan jendela okulasi dari bawah, dan bukaan jendela okulasi dari atas, namun dalam praktikum yang digunakan adalah teknik bukaan jendela okulasi dari atas. Kemudian membuat perisai okulasi. Mata yang digunakan adalah mata tunas bukan branch bud atau tunas bakal bunga..
Pada waktu pengambilan entres, sebagian kayu harus ikut disayat dengan pisau okulasi yang tajam. Setelah getah pada irisan jendela okulasi berhenti menetes maka jendela boleh dibuka secara perlahan.  Langkah selanjutnya adalah penempelan perisai mata okulasi pada batang bawah. Mata entres yang dimasukkan ke dalam jendela, segera ditutup dan kemudian diikat dengan tali rafia yang dilebarkan. Untuk bukaan dari atas, maka pembalutan dimulai dari atas. Sedangkan, cara mengikatnya menggunakan simpul kuat.
PEMBAHASAN
Hasil
Banyaknya tanaman karet yang diokulasi oleh kelompok kami adalah 5 tanaman.
Waktu pelaksanaan: 24 menit = 0,4 jam
Perhitungan HOK*  = 0,4 jam x 5 orang x 1 HOK/ 7 jam= 0,28 HOK
*catatan 1 HOK = 1 orang dengan 7 jam kerja

Pembahasan
            Kegiatan okulasi bertujuan untuk perbanyakan tanaman karet secara vegetatif. Dibandingkan dengan biji, bibit yang dihasilkan dari okulasi mempunyai beberapa keuntungan yaitu: 1) pertumbuhannya seragam, 2) variasi antar individu sangat kecil, 3) produktivitas tinggi, 4) perbanyakannya mudah dan 5)  bibitnya bagus karena berasal dari hasil seleksi
Dalam kegiatan okulasi yang menggabungkan sifat unggul dari kedua klon dalam satu individu, maka diperlukan kompatibilitas dari kedua batang tanaman karet. Kompatibilitas batang atas dan batang bawah adalah kecocokan antara kedua batang yang akan dilakukan okulasi agar dapat dihasilkan individu yang harmonis sehingga diperoleh produksi dan umur ekonomis yang tinggi. Jika tidak kompatibel dikhawatirkan tanaman karet tersebut tidak akan pernah tumbuh dan tidak memiliki umur ekonomi yang tinggi. Batang bawah yang siap diokulasi harus memiliki daya gabung yang baik dan tahan terhadap hama penyakit batang. Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5 bulan yang untuk mempermudah namun dapat juga digunakan batang yang kurang dari umur tersebut, asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar. Selain itu, pemilihan batang bawah harus dilihat dari ada tidaknya daun muda yang tumbuh, dalam hal ini perlu dipilih pohon yang tidak ada daun mudanya karena dikhawatirkan hasil okulasi tidak akan tumbuh.
Pada kegiatan okulasi, dibutuhkan mata entres yang berasal dari batang atas yang kemudian akan ditempelkan ke batang bawah dari tanaman karet. Batang atas dipilih klon yang sesuai dengan lingkungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yang dianjurkan dalam skala besar. Mata entres diperlukan karena dapat berfungsi untuk kegiatan produksi karet. Mata entres disebut juga mata prima, yang ditandai adanya bekas tangkai daun atau berada pada ketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Penempelan batang atas pada batang bawah karet diawali dengan pembuatan jendela atau disebut forket. Pembuatan forket ini akan lebih baik diawali dengan menyayat sisi sebelah kiri, karena melalui sisi tersebut dapat dilihat batasan keluarnya getah dari batang karet. Sehingga dapat menyamakan dengan sisi yang sebelah kanan. Forket ini tidak boleh dibuka terlebih dahulu sebelum mata entres siap karena akan menyebabkan kambium menjadi kering.
Tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), memerlukan menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Dalam kegiatan praktikum kali ini, 5 pekerja membutuhkan waktu 24 menit atau setara dengan 0,4 jam untuk menyelesaikan seluruh kegiatan tersebut. Sehingga HOK yang diperoleh adalah 0,28.













PENUTUP
Kesimpulan
            Batang bawah dan batang atas yang siap diokulasi harus memiliki daya gabung yang baik dan tahan terhadap hama penyakit batang. Kegiatan okulasi harus mengikuti tahapan-tahapan dan prosedur yang benar agar okulasi berhasil dengan baik. Kegiatan okulasi kelompok kami membutuhkan waktu 0,4 jam dengan 5 orang pekerja, sehingga HOK yang dibutuhkan adalah 0,28.

Saran
             Dalam melakukan kegiatan okulasi tangan kita harus berada searah dengan pergerakan mata pisau. Hal ini untuk menghindari kecelakaan kerja saat melakukan okulasi.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Teknik Okulasi Karet. http://www.worldagroforestrycentre.org/.   [ 14 mei 2011]
Anwar, C. 2001. Budidaya Karet. http://www.migroplus.com/. [14 Mei 2011]
Ardian, 2009. Teknik Okulasi Karet. http://ardian88.blogspot.com/ .[14 Mei 2011]
Simanjuntak, F. 2010. Teknik Okulasi Karet. http://ditjenbun.deptan.go.id/. [14 Mei 2011]
Tim Penulis PS. 2007. Karet: Budidaya dan pengolahan, Strategi Pemasaran. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 366 hal.

Belum ada Komentar untuk "OKULASI KARET"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel