BAHAN DAN METODE kelapa sawit
Rabu, 10 September 2014
Tambah Komentar
BAHAN
DAN METODE
Tempat
dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di Lapangan
Percobaan USU dalam lingkup Laboratorium Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan
Karet Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian tempat ±25
m dari permukaan laut dan dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan
selesai.
Bahan
dan alat
Adapun
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kecambah kelapa sawit yang
berasal dari BPKS yang berfungsi sebagai objek utama penanaman, topsoil
befungsi sebagai bahan tanam, pasir berfungsi sebagai campuran top soil yang
juga merupakan bahan tanam, polibeg berfungsi sebagai wadah penanaman benih,
pupuk urea dengan berbagai berat sesuai perlakuan berfungsi sebagai pupuk yang
akan mempengaruhi pertumbuhan masing-masing kecambah kelapa sawit sesuai
perlakuannya, label berfungsi sebagai penanda masing-masing perlakuan yang
diterapkan, pelepah kelapa sawit berfungsi sebagai naungan untuk melindungi
kelapa sawit selama pertumbuhannya dari cekaman panas berlebih, bambu berfungsi
sebagai pondasi dalam pembuatan naungan, spanduk berfungsi untuk memagari areal
percobaan, air berfungsi untuk menyiram kelapa sawit, plank berfungsi untuk
menandai masing-masing afdelling.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
parang yang berfungsi sebagai alat untuk memotong pelepah dan bambu yang akan
digunakan sebagai naungan, gembor berfungsi sebagai wadah air, cangkul
berfungsi sebagai alat pengolah tanah, pacak berfungsi untuk menandai
masing-masing afdeling yang digunakan, timbangan berfungsi untuk menimbang
pasir dan topsoil yang akan digunakan, kamera berfungsi untuk mendokumentasikan
perkembangan bibit dilapangan, kalkulator dan buku data serta alat lain yang
mendukung praktikum ini.
Metode Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor 1 : Dosis Pupuk N (N) dengan 3 taraf.
N0 :
0 gram/polybag.
N1 :
5 gram/polybag.
N2 :
10 gram/polybag.
Faktor 2 : Media tanam (M) dengan 2 taraf.
M1 :
1 : 1 (Topsoil : Pasir)
M2 :
1
: 2
(Topsoil : Pasir)
M3 : 1 : 3 (Topsoil :
Pasir)
M4 :
1
: 4
(Topsoil : Pasir)
Maka akan dapat
12 kombinasi perlakuan yaitu :
N0M1 N1M1 N2M1
N0M2 N1M2 N2M2
N0M3 N1M3 N2M3
N0M4 N1M4 N2M4
Jumlah Ulangan : 3 Ulangan
Jumlah Unit
Percobaan : 36
Jumlah
polybag/Plot :
4 Polybag
Jumlah Bibit/Plot : 1 tanaman
Jumlah Kecambah
Seluruhnya : 144 kecambah.
Data hasil penelitian dianalisis
dengan menggunakan sidik ragam dengan model linier aditif sebagai berikut:
Yij
= µ + αi + βj + (αβ )ij + Ԑij
i = 1,2,3 j =
1,2,3,4
Dimana :
Yij :
Hasil Pengamatan pada taraf ke-i akibat perlakuan pupuk N dengan Media Tanam ke-j
µ :
Nilai tengah
αi : Efek Perlakuan pupuk N (N) pada taraf ke-i
βj :
Efek Media
Tanam (M) pada taraf ke-j
(α β )ij : Interaksi antara pupuk N taraf ke-i dan Media
Tanam ke-j
Ԑij
: Galat dari pupuk N ke-j dan pengaruh Media Tanam ke-k.
Terhadap
sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan uji jarak
berganda duncan (DMRT) dengan
taraf 5 % (Hanafiah, 2002).
Pelaksanaan Percobaan
Persiapan Media
Tanam
Media tanam yang digunakan adalah
campuran antara topsoil dan pasir dengan perbandingan yang telah
disesuaikan dengan perlakuan masing-masing, kemudian medai
tanam tersebut dimasukkan kedalam polybag ukuran 3 kg.
Penanaman Benih
Penanaman kecambah dilakukan dalam
polybag ukuran 3 kg. Penanaman harus dilakukan secara berhati-hati
dengan melihat dengan jeli penempatan antara radikula dan plumula, kemudian
ditempatkan di lahan yang telah diberi naungan.
Pemeliharaan
Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari
pada pagi dan sore hari dan disesuaikan dengan kondisi tanahnya. Ketika
tanah memadat, sebelum melakukan penyiraman hendaknya tanah digemburkan
terlebih dahulu agar tidak terjadi penggenangan air pada media tanam sehingga
tidak mengganggu pertumbuhan benih kelapa sawit.
Pengamatan Parameter
Tinggi
Tanaman (cm)
Tinggi tanaman dihitung dari permukaan tanaman tanah
sampai titik tumbuh tanaman yang paling maksimal. Perhitungan tinggi tanaman
harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan data dan perbedaan
tinggi dari hari ke hari terlihat dengan baik dan jelas di setiap pengamatan
yang dilakukan.
Jumlah
Daun (Helai)
Jumlah
daun dihitung dari daun yang sudah tumbuh sempurna dibagian batang. Diusahakan agar daun kelapa sawit
tumbuh normal selama
pembibitan agar mempermudah
perhitungan pada daun
yang diamati.
Bagan
Percobaan
Kelapa Sawit
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
N2M1 III
|
N2M3 II
|
N2M4 III
|
|
||
|
N1M3 I
|
N1M3 III
|
N1M1 II
|
|
||
|
N2M3 I
|
N0M1 I
|
N0M3 III
|
|
||
|
N1M4 II
|
N0M1 II
|
N2M4 II
|
|
||
|
N2M1 I
|
N0M4 III
|
N0M2 I
|
|
||
|
N2M2 III
|
N1M1 III
|
N0M4 II
|
|
||
|
N1M2 III
|
N2M2 II
|
N2M1 II
|
|
||
|
N1M4 I
|
N2M4 I
|
N2M3 III
|
|
||
|
N0M2 II
|
N0M1 III
|
N0M4 I
|
|
||
|
N2M2 I
|
N0M2 III
|
N1M2 II
|
|
||
|
N0M3 I
|
N1M4 III
|
N1M2 I
|
|
||
|
N1M1 I
|
N0M3 II
|
N1M3 II
|
|
||
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
Belum ada Komentar untuk "BAHAN DAN METODE kelapa sawit"
Posting Komentar