SISTEM MEDIS SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI SOSIAL-BUDAYA
Selasa, 09 September 2014
Tambah Komentar
Disini kami memfokuskan pada masalah-masalah orang
sakit, yang sebagai makhluk-makhluk budaya telah sejak lama mengembangkan
pranata-pranata social,teori-teori etiologi dan teknik-teknik pengobatan yang
memungkinkan mereka menanggulangi dislokasi social dan dislokasi lainnya, yang
tejadi karena penyakit yang mengakibatkan ketidakmampuan. Strategi adaptasi
social-budaya yang melahirkan sistem-sistem medis, tingkah laku dan
bentuk-bentuk kepercayaan yang berlandaskan budaya, yang timbul sebagai respon
terhadap ancaman-ancaman yang disebabkan oleh penyakit. Sifat yang adaptif dari
suatu system medis Nampak jelas dari defenisi Dunn yang baru : “pola-pola dari
pranata-pranata social dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut prilaku yang
sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku khusus
tersebut belum tentu kesehatan yang baik ( Dunn 1976 : 135)
Penyakit,dengan
rasa sakit dan penderitaannya, merupakan kondisi manusia yang dapat diramalkan,
dan merupakan gejalan biologis maupun kebudayaan yang bersifat universal. Dalam
ketiadaan keterampilan untuk menyembuhkan, mka menghindar atau meninggalkan
adalah perilaku adaptif, yang merupakan sejenis obat preventif, dimana
“karantina” primitive mengurangi bahaya terkenanya individu-individu yang sehat
oleh kuman-kuman dan virus menular. Setelah leluhur-leluhur primat kita
berevolusi menjadi makhluk manusia, banyak macam penyakit yang mereka bawa, disamping
penyakit-penyakit baru yang merekaperoleh (misalnya cockburn 1971 : 45-46),
tidak lagi berupa fenomena biologis semata-mata, penyakit ini juga mempunyai
dimensi social dan budaya. Seperti halnya pada hewan, individu yang mengidap
penyakit infeksi menghadapkan rekan-rekannya pada epidemi penyakit, dan sejarah
penuh dengan kasus-kasus musnahnya populasi manusia, sewaktu
penderita-penderita cacar, tuberculosis atau pes mengalami kontak dengan
orang-orang yang semula belum mengenal penyakit-penyakit tersebut.
Namun
manusia lebih sering berusaha untuk menyembuhkan si sakit. Seperti yang ditulis
oleh Rubin, “ Karena keharusan, manusia mau tidak mau senantiasa menaruh
perhatian terhadap masalah-masalah kesehatan serta usaha mempertahankan
kelangsungan hidup dan sejauh batas-batas pengetahuannya, mencari penyelesaian
terhadap masalah-masalah penyakit” ( Rubin 1960 :785). Aktivitas-aktivitas
dalam semua masyarakat manusia adalah jauh lebih besar dari pada
aktivitas-aktivitas hewan yang berkelompok, karena terorganisir berdasarkan
umur, seks dan spesialisasi keahlian yang kita namakan” peranan “. Peranan yang
dasar dalam masyarakat sederhana termasuk peranan sebangai orangtua, anak
,suami,istri,koki,pembantu rumah tangga dan sebangainya. Jaringan kegiatan pendukung
ini dilukiskan dengan amat baik oleh penduduk Iban Kalimantan, dimana
upacara-upacara pengobatan seringkali tidak hanya melibatkan keluarga sisakit,
namun juga seluruh penghuni rumah panjang yang jumlahnya dapat mencapai 12 unit
keluarga. Semua penghuni “ secara langsung terlibat dalam masalah sisakit,
mempunyai kewajiban-kewajiban mempersiapkan yang dibutuhkan bagi upaca
penyembuhan, dan seringkali harus mentaati pantangan-pantangan tertentu setelah
upacara, agar pasien tetap sembuh. Adalah kepentingan utama mereka juga agar
pasien sembuh, karena dalam suatu
komuniti yang saling tergantung (interdependent) seperti pada rumah panjang,
orang akan kehilangan anggota-anggotanya yang sakit” (Torrey 1972 : 97. Garis
bawah oleh foster dan Anderson). Alternatife lain adalah bahwa anggota kelompok
akan berusaha memulihkan kesehatan si sakit agar ia dapat kembali memenuhi
peranan kewajiban-kewajiaban normalnya. Dalam berbagai masyarakat manusia,
alternative kedua adalah yang biasanya dipilih, kecuali dalam hal-hal yang luar
biasa seperti halnya dengan kusta pada abad-abad yang lalu ketika dinyatakan
bahwa kesembuhan tidak mungkin dicapai.
Maka kita lihat bahwa
munculnya berbagai masyarakat manusia menciptakan suatu strategi adaptasi baru
dalam menghadapi penyakit, suatu strategi yang memaksa manusia untuk menaruh
perhatian utama pada pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam usanya untuk
menanggulangi penyakit, manusia telah mengembangkan “ suatu kompleks luas dari
pengetahuan, kepercayaan, tehnik, peran, norma-norma, nilai-nilai, idiologi,
sikap, adat istiadat, upacara-upacara dan lambing-lambang yang saling berkaitan
dan membentuk suatu system yang saling menguatkan dan saling membantu “ (
saunders 1954 : 7 ). ” komplek yang luas “ tersebut dan hal-hal lainnya yang
kita anggap dapat ditambahkan pada daftar tersebut, membentuk suatu “ system
medis “. Istilah ini mencakup keseluruhan dari pengetahuan kesehatan,
kepercayaan, keterampilan, dan praktek-praktek dari para anggota dari tiap
kelompok. Istilah itu harus digunakan dalam artian komprehensif yang mencakup
semua aktivitas klinik dan non klinik, peranata-peranat formal dan informal
serta segala aktifitas lain yang betapapun menyimpangnya, berpengaruh terhadap
derajat kesehatan kelompok tersebut dan meningkatkan berfungsinya masyarakat
secara optimal.
Secara singkat, kita
memandang setiap system medis sebagai mencakup semua kepercayaan tentang usaha
meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun
keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung system tersebut.
TEORI PENYAKIT DAN SITEM PERAWATAN KESEHATAN
Dalm
pelaksanaan, harus mencari subsistem atau pranata-pranata ganda di dalam suatu
sitem medis agar dapat menanganinya secara sistematis. Di amerika serikat,
misalnya, biasanya kita membagi system medis formal kita menjadi bagian-bagian komponen, seperti
suatu system pendidikan medis, suatu penelitian medis, suatu sistem perawatan
kesehatan, suatu system kesehatan masyarakat dan banyak lagi kategori yang
sama. Dalam masyarakat yang tekhnologinya lebih sederhana, banyak dari
subsistem tersebut tidak terdapat atau hanya ada dalam bentuk yang lebih
sempurna. Rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah kedokteran, pranata-pranata formal
kesehatan masyarakat, laboratorium,dan sebagainya,tidak ada. Namun system medis
dari semua kelompok, betapapun sederhananya dapat di pecah ke dalam paling
sedikit 2 kategori besar : 1). Suatu system “teori penyakit” dan 2). System “perawatan kesehatan”.
Suatu
system teori penyakit meliputi kepercayaan-kepecayaan mengenai ciri-ciri sehat,
sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan yang di
gunkan oleh para dokter. Sebaliknya suatu system perawatan kesehatan
memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat
orang sakit dan untuk memanfaatkan pengetahuan tentang penyakit untuk menolong
si pasien. Sistem-sistem teori penyakit berkenaan dengan kausalitas, penjelasan
yang di berikan oleh penduduk mengenai hilangnya kesehatan, dan penjelasan
mengenai pelanggaran tabu, mengenai pencurian jiwa orang, mengenai gangguan
keseimbangan Antara unsur panas dingin dalam tubuh, orang,mengenai gangguan
keseimbangan Antara unsur panasdingin dalam tubuh atau kegagalan pertahanan
imunolgi organ manusia terhadap agen-agen pathogen seperti seperti kuman-kuman
dan virus.
Suatu
system perawatan kesehatan adalah suatu pranata social yang melibatkan
interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi yang
terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilisasi
sumber-sumber daya si pasien, yakni keluarganya dan masyrakatnya, untuk
menyertakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut. Suatu system peralatan
kesehatan jelas merefleksikan sifat logis dan filsafat dari system penyebab
penyakit yang terkait dengannya, system penyebab penyakit banyak menentukan
keputusan-keputusan yang diambil dan tindakan yang diambil oleh para pelaku
dalam adegan yang terjadi kamar sakit.
Perbedaan
antara system teori penyakit dengan system perawatan kesehatan bermanfaat dari
berbagai alasan. Disuatu pihak, perbedaan itu membantu kita untuk melihat
dengan lebih jelas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari keseluruhan
sitem medis. Perbedaan antara system teori penyakit dan system perawatan
kesehatan juga memiliki keuntungan-keuntungan dalam situasi tindakan-tidakan
tertentu: perbedaan itu memungkinkan kita untuk mengatasi secara lebih
bijaksana, lebih peka, tantangan dalam memperkenalkan perubahan dalam praktek
medis di kalangan penduduk yang sebelumnya hanya mengenal system-sitem
tradisionalnya belaka. Akhirnya pemisahan perawatan kesehatan dari system teori
penyakit sangat bermanfaat sebagai saran pendidikan dan penelitian. Perbedaan
itu memungkinkan kita untuk kemudian melakukan konsentrasi pada kumpulan besar
data bagi analisis dan perbandingan lintas budaya.
BEBERAPA UNSUR UNIVERSAL DALAM SISTEM – SISTEM MEDIS
1. Sistem
medis adalah bagian integral dari kebudayaan-kebudayaan.
Pranata-pranata utama dalam setiap
kebudayaan berhubungan satu dengan lain dan memenuhi fungsi khusus dalam
hub.satu sama lain. Tiap pranata amat penting bagi berfungsinya secara normal
kebudayaan di mana pranata itu berada, dan sebaliknya, memerlukan yang lainnya
untuk kelanjutan eksistensinya. Pranata-pranata kesehatan tidak berbeda halnya.
Sebagai contoh, kepercayaan dan religi sehingga tidak mungkin untuk memisahkan
keduanya. Singkatnya, system medis tidak dapat dimengerti semata-mata hanya
dari artinya sendiri; hanya apabila mereka dilihat sebagai bagian dari
keseluruhan pola-pola kebudayaan berulah system medis dapat di pahami. Untuk
mengatakan bahwa system medis adalah bagian yang integral dari kebudayaan,
berarti memandangnya pada tingkatan dasar dan nyata. Namun system medis adalah
bagian-bagian dari kebudayaan pada tingkatan yang lebih abstrak, yang dalam isi
maupun bentuknya mencerminkan pola-pola dan nilai-nilai yang kurang nampak.
2. Penyakit
ditentukan oleh kebudayaan
Di amerika serikat orang telah
biasa untuk berpikir tentang penyakit dalam rangka kuman dan virus-virus yang
kita asumsikan sebagai keadaan biologis yang tetap,suatu kondisi patologis yang
dibuktikan dengan hasil-hasil tes laboratorium atau bentuk-bentuk pemeriksaan
klinis lain.Namun dari pandangan budaya,penyakit adalah hal yang berbeda;
penyakit adalah pengakuan social bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan
peran normalnya secara wajar,dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi
tersebut.Dengan kata lain,harus dibedakan antara penyakit(disease) sebagai
suatu konsep patologi,dan penyakit(illness) sebagai suatu konsep kebudayaan.
Masyarakat mendefinisikan penyakit
dalam cara yang berbeda-beda,dan gejala-gejala yang diterima sebagai bukti
adanya penyakit dalam suatu masyarakat mungkin diabaikan pada masyarakat
lainnya.Contoh-contoh lain juga menggambarkan bagaimana kebudayaan
mendefinisikan apa yang disebut penyakit(illness) dan apa yang bukan.seperti
halnya di daerah Hulu Lembah Mississippi pada abad yang lalu,malaria juga
terdapat di kalangan penduduk Mano di Liberia.Walaupun penduduk pada umumnya
memiliki kekebalan terhadapnya (kemungkinan karena memiliki gen sel-sabit yang
dianggap memberikan perlindungan tubuh yang penting),banyak orang-orang dewasa
menderitanya.Namun mereka tidak menganggapnya sebagai penyakit (Harley 1941:44)
3. Semua
system-sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan pengobatan
Di amerika serikat,dikotomi formal
antara pengobatan preventif (kesehatan masyarakat) dan pengobatan kuratif
(klinik,sebagian besar dari sektor swasta) cenderung untuk menyebabkan kita
merasa bahwa berbagai masyarakat sederhana yang tidak memiliki pembagian
tersebut kurang memiliki konsep-konsep pencegahan.
Walaupunbanyak praktek-praktek
“pencegahan”pribumi tidak lebih dari tahayul,beberapa tindakan memberikan
hasil,walaupun tidak untuk alasan yang diasumsikan,Banyak masyarakat
tradisional,misalnya menjaga lingkungannya agar benar-benar bersih dari kotoran
manusia: walaupun ini dilakukannya karena rasa takut bahwa musuh-musuh mereka
akan melakukan magisimpatetik terhadap mereka melelui kotoran-kotoran
mereka,namun berkurangnya lalat-lalat akibat praktek tersebut sudah tentu
menguntungkan kesehatan.Penduduk Mano di Liberia yang mempunyai praktek-praktek
kesehatan yang jauh dari ideal dari sudut pandangan medis,sangat bersih dalam
kebiasaan diri mereka; mereka mandi air panas tiap snja,makannya bersih dan
dimasak dengan baik,serta buang air dilakukan di semak-semak,bukan di
lingkungan perumahan,sehingga bebas dari kutu-kutu (Harley 1941:73-74)
4. System
medis memiliki sejumlah fungsi
Suatu subsistem perawatan kesehatan
tidak hanya melayani pasien tetapi juga, seperti yang akan diuraikan, merupakan
landasan dimana peran social penyakit dapat dimainkan: yaitu istirahat
sementara dari tekanan psikologis dan social, keinginan untuk mendapat
perhatian, suatu cara untuk mengawasi tingkah laku orang lain, dan sebagainya.
Sama halnya, system teori penyakit adalah lebih jauh dari sekedar penjelasan
yang sederhana mengenai sebab sebab penyakit, seperti yang terlihat dibawah
ini:
a). Suatu system teori penyakit
memberikan rasional bagi pengobatan.
Jika
penyakit (illness) didefenisikan sebagai akibat masuknya suatu objek karena
ilmu sihir,itu adalah mutlak bagi kesembuhan si pasien. Pengobatan mungkin pula
ditujukan untuk membujuk atau menetralisasi tukang sihir,supaya ia meyakinkan
bahwa penyakit itu tidak akan kembali. Jika penyakit dianggap disebabkan oleh
jiwa pasien yang berkeliaran dialam mimpi dan tidak sempat masuk lagi kedalam
tubuhnya waktu ia terbangun, maka penyembuhan akan berusaha untuk menjebak atau
membawa jiwa tersebut untuk masuk kembali ke tubuh. Dalam system kedokteran
barat, apabila analisis laboratorium tentang gangguan kerongkongan menunjukkan
adanya infeksi streptococcus, maka dokter modern itu akan menulis resep
antibiotic yang tepat.
b). Suatu system teori penyakit
menjelaskan “ mengapa”
System
teori penyakit tidak hanya mendiagnosis sebab dan memberikan pengobatan yang
logis tetapi juga berhubungan dengan pertanyaan yang lebih luas lagi tentang
apa yang telah mengganggu hub.sosial si pasien, keseimbangan apakah yang terdapat
dalam alam yang telah terganggu, dan mengapa, dengan tak terduga, nasib buruk
telah menimpa individu tersebut. Baik masyarakat tradisional maupun yang telah
maju merasa sulit untuk hidup dalam ketidakpastian.
c). Sistem-Sistem teori penyakit
seringkali menjalankan peran kuat dalam memberi sanksi dan dorongan norma-norma
budaya social dan moral
Hal
ini benar jika penyakit disebabkan oleh dosa ,pelanggaran tabu, dan
bentuk-bnetuk lain dari kesalahan tindakan. Dalam tradisi Judeo garis Kristen
sakit dijelaskna sebagai hukuman Tuhan terhadap manusia akibat
kesalahan-kesalahan moralnya dan atas dosa-dosanya. Penyakit individu
mencerminkan transgresi pribadai sedangakan epidemi berarti kegagalan moral
social yang utama. Pada keduanya, pengampuanan dan ketaan pada hokum-hukum
tuhan adalah jalan bagi penyembuhan serta penghindaran terjadinya lagi penyakit
di masa yang akan datang.
Penyakit
dilihat sebagai ganjaran bagi tingkah laku yang tidak disukai , dan merupakan
anggapan yang tersebar luas dikalangan masyarakat non barat. Atau dengan kata
lain, ancaman dari penyakit sebagai akibat dari tingkah laku yang tidak di
terima oleh masyrakat memainkan peranan yang besar pada banyak masyarakat dalam
usaha mempertahankan aturan – aturan penduduk lugbara dari kongo percaya bahwa”
yang mati mendengar kata-kata yang masih hidup dan mengirm penyakit untuk si
pelanggar atas kesalahan-kesalahan tingkah lakunya , karena tidak aptuh
terhadap nenek moyangnya ( Middleten 1970:54)
d). Suatu system teori penyakit
dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan-pelaksaaan konservasi
Dikalangan
beberapa penduduk pemburu, penangkap ikan, peramu dan petani sederhana,
penjelasan tentang penyakit (disease) memainkan peran yang kuat dalam
pengelolaan cadangan makanan yang terbatas. Ahli antropologi Colombia
Reichel-Dolmatoff menggambarkan kasus semacam itu pada orang-orang indiaan
Tukano didaerah Amazon Colombia. Orang-orang Tukano memperoleh banyak makanan
utama mereka dari kebun -kebun singkong, tetapi protein mereka sebagian besar
berasal dari hewan buruan dan ikan. Semua hewan buruan dan ikan berada dibawah
kekuasan penguasa hewan, semacam makhluk halus yang bertubuh kerdil yang dengan
rasa iri menggembala kawanan rusa, tapir, babi hutan, agouti dan hewan-hewan
lain, termasuk ikan, yang merupakan sumber makanan.
Hewan
buruan dianggap dapat melakukan tindakan balasan terhadap para pemburu dengan
menyebabkan penyakit dan dikalangan penduduk Desana,salah satu kelompok tukano
, “ kebencia hewan-hewan buruan dianggap sebagai sebab-sebab yang paling utama
dari timbulnya penyakit”. (Reichel-Dolmatoff 1976b: 158). Mereka dapat
menyebabkan penyakit hanya melalui penguasanya. Karena itu orang-orang tukano
melalui bimbingan shaman yang mengunjungi sang penguasa dalam keadaan kesurupan
berusaha untuk memburu hewan-hewan tertentu dalam jumlah yang tertentu pula,
sesuai dengan izin yang diberikan oleh sang penguasa. Kepercayaan-kepercayaan
terhadap penyakit jelas menghasilkan konservasi yang baik bagi pelaksanaan
perburuan.
e). Suatu system teori penyakit
dapat megatasi agresi
Spiro
telah menguraikan mengenai alus-hantu-hantu jahat – yang dikalangan penduduk
ifaluk diwilayah atol kecil Micronesia. Dianggap sebagi penyebab penyakit dan
kemalangan. “ alus menyebabkan kegelisahan, ketakutan , kecemasan , juga
penyakit dan kematian ; dan dengan menyebabkan kematian individu-individu,
mereka secara potensial dapat memusnahkan seluruh masyarakat. Dari sudut
pandangan penduduk, akan lebih baik bila tidak ada alus” (Spiro 1952: 498).
Namun
dorongan agresif itu ada dan harus disalurkan keluar salah satu kemungkinan
adalah menyalurkannya kembali kedalam, dengan tentunya akan merusak kepribadian
individu yang bersangkutan. Kemungkinan lain yang ditemukan di ifaluk adalah
untuk memindahkan dorongan agresif tersebut pada objek lain diluar masyarakat
manusia. Spiro merasa bahwa ketakutan dan kebencian ekstream yang dirasakan
orang-orang ifaluk terhadap alus adalah cukup kuat untuk menghalau dorongan
agresif itu dari manusia dan melepaskannya kedalam pola kebudayaan agresif yang
bersanksi budaya.
f). Peran nasionalistik pengobatan
tradisional
Pengobatan
tradisional sering memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan
nasional, karena ia dapat melambangkan masa silam Negara yang bersangkutan dan
tingkatan kebudayaan yang tinggi di masa lalu. Di negara-negara yang memiliki
system medis yang kuno dan tertulis , sering kali timbul keinginan untuk
meningkatkan system medis asli itu pada status “ terpisah namun sederajat”
dengan kedokteran barat , dilandasi oleh argument mengenai segi kekunoan
pengetahuan medis dalam Negara yang bersangkutan maupun kemashuran efektifitas
pengobatan tradisional tersebut. Tulisan akhir-akhir ini mengenai pengobatan
cina , misalnya menekankan pentingnya teknik-teknik pengobatan yang telah
dikenal dan digunakan lama sebelum pengobatan itu muncul di barat. Dan di Asia
tenggara pengobatan ayurveda hindu , dan pengobatan islam , unani tibbi ,
dikenal dan didukung oleh pemerintah nasional masing-masing ( Opler 1963: 32).
Belum ada Komentar untuk "SISTEM MEDIS SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI SOSIAL-BUDAYA"
Posting Komentar