SISTEM MEDIS SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI SOSIAL-BUDAYA



Disini kami memfokuskan pada masalah-masalah orang sakit, yang sebagai makhluk-makhluk budaya telah sejak lama mengembangkan pranata-pranata social,teori-teori etiologi dan teknik-teknik pengobatan yang memungkinkan mereka menanggulangi dislokasi social dan dislokasi lainnya, yang tejadi karena penyakit yang mengakibatkan ketidakmampuan. Strategi adaptasi social-budaya yang melahirkan sistem-sistem medis, tingkah laku dan bentuk-bentuk kepercayaan yang berlandaskan budaya, yang timbul sebagai respon terhadap ancaman-ancaman yang disebabkan oleh penyakit. Sifat yang adaptif dari suatu system medis Nampak jelas dari defenisi Dunn yang baru : “pola-pola dari pranata-pranata social dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut prilaku yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik ( Dunn 1976 : 135)
            Penyakit,dengan rasa sakit dan penderitaannya, merupakan kondisi manusia yang dapat diramalkan, dan merupakan gejalan biologis maupun kebudayaan yang bersifat universal. Dalam ketiadaan keterampilan untuk menyembuhkan, mka menghindar atau meninggalkan adalah perilaku adaptif, yang merupakan sejenis obat preventif, dimana “karantina” primitive mengurangi bahaya terkenanya individu-individu yang sehat oleh kuman-kuman dan virus menular. Setelah leluhur-leluhur primat kita berevolusi menjadi makhluk manusia, banyak macam penyakit yang mereka bawa, disamping penyakit-penyakit baru yang merekaperoleh (misalnya cockburn 1971 : 45-46), tidak lagi berupa fenomena biologis semata-mata, penyakit ini juga mempunyai dimensi social dan budaya. Seperti halnya pada hewan, individu yang mengidap penyakit infeksi menghadapkan rekan-rekannya pada epidemi penyakit, dan sejarah penuh dengan kasus-kasus musnahnya populasi manusia, sewaktu penderita-penderita cacar, tuberculosis atau pes mengalami kontak dengan orang-orang yang semula belum mengenal penyakit-penyakit tersebut.
            Namun manusia lebih sering berusaha untuk menyembuhkan si sakit. Seperti yang ditulis oleh Rubin, “ Karena keharusan, manusia mau tidak mau senantiasa menaruh perhatian terhadap masalah-masalah kesehatan serta usaha mempertahankan kelangsungan hidup dan sejauh batas-batas pengetahuannya, mencari penyelesaian terhadap masalah-masalah penyakit” ( Rubin 1960 :785). Aktivitas-aktivitas dalam semua masyarakat manusia adalah jauh lebih besar dari pada aktivitas-aktivitas hewan yang berkelompok, karena terorganisir berdasarkan umur, seks dan spesialisasi keahlian yang kita namakan” peranan “. Peranan yang dasar dalam masyarakat sederhana termasuk peranan sebangai orangtua, anak ,suami,istri,koki,pembantu rumah tangga dan sebangainya. Jaringan kegiatan pendukung ini dilukiskan dengan amat baik oleh penduduk Iban Kalimantan, dimana upacara-upacara pengobatan seringkali tidak hanya melibatkan keluarga sisakit, namun juga seluruh penghuni rumah panjang yang jumlahnya dapat mencapai 12 unit keluarga. Semua penghuni “ secara langsung terlibat dalam masalah sisakit, mempunyai kewajiban-kewajiban mempersiapkan yang dibutuhkan bagi upaca penyembuhan, dan seringkali harus mentaati pantangan-pantangan tertentu setelah upacara, agar pasien tetap sembuh. Adalah kepentingan utama mereka juga agar pasien sembuh, karena  dalam suatu komuniti yang saling tergantung (interdependent) seperti pada rumah panjang, orang akan kehilangan anggota-anggotanya yang sakit” (Torrey 1972 : 97. Garis bawah oleh foster dan Anderson). Alternatife lain adalah bahwa anggota kelompok akan berusaha memulihkan kesehatan si sakit agar ia dapat kembali memenuhi peranan kewajiban-kewajiaban normalnya. Dalam berbagai masyarakat manusia, alternative kedua adalah yang biasanya dipilih, kecuali dalam hal-hal yang luar biasa seperti halnya dengan kusta pada abad-abad yang lalu ketika dinyatakan bahwa kesembuhan tidak mungkin dicapai.
Maka kita lihat bahwa munculnya berbagai masyarakat manusia menciptakan suatu strategi adaptasi baru dalam menghadapi penyakit, suatu strategi yang memaksa manusia untuk menaruh perhatian utama pada pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam usanya untuk menanggulangi penyakit, manusia telah mengembangkan “ suatu kompleks luas dari pengetahuan, kepercayaan, tehnik, peran, norma-norma, nilai-nilai, idiologi, sikap, adat istiadat, upacara-upacara dan lambing-lambang yang saling berkaitan dan membentuk suatu system yang saling menguatkan dan saling membantu “ ( saunders 1954 : 7 ). ” komplek yang luas “ tersebut dan hal-hal lainnya yang kita anggap dapat ditambahkan pada daftar tersebut, membentuk suatu “ system medis “. Istilah ini mencakup keseluruhan dari pengetahuan kesehatan, kepercayaan, keterampilan, dan praktek-praktek dari para anggota dari tiap kelompok. Istilah itu harus digunakan dalam artian komprehensif yang mencakup semua aktivitas klinik dan non klinik, peranata-peranat formal dan informal serta segala aktifitas lain yang betapapun menyimpangnya, berpengaruh terhadap derajat kesehatan kelompok tersebut dan meningkatkan berfungsinya masyarakat secara optimal.
Secara singkat, kita memandang setiap system medis sebagai mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung system tersebut.

TEORI PENYAKIT DAN SITEM PERAWATAN KESEHATAN
            Dalm pelaksanaan, harus mencari subsistem atau pranata-pranata ganda di dalam suatu sitem medis agar dapat menanganinya secara sistematis. Di amerika serikat, misalnya, biasanya kita membagi system medis formal  kita menjadi bagian-bagian komponen, seperti suatu system pendidikan medis, suatu penelitian medis, suatu sistem perawatan kesehatan, suatu system kesehatan masyarakat dan banyak lagi kategori yang sama. Dalam masyarakat yang tekhnologinya lebih sederhana, banyak dari subsistem tersebut tidak terdapat atau hanya ada dalam bentuk yang lebih sempurna. Rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah kedokteran, pranata-pranata formal kesehatan masyarakat, laboratorium,dan sebagainya,tidak ada. Namun system medis dari semua kelompok, betapapun sederhananya dapat di pecah ke dalam paling sedikit 2 kategori besar : 1). Suatu system “teori penyakit” dan  2). System “perawatan kesehatan”.
            Suatu system teori penyakit meliputi kepercayaan-kepecayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan yang di gunkan oleh para dokter. Sebaliknya suatu system perawatan kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk memanfaatkan pengetahuan tentang penyakit untuk menolong si pasien. Sistem-sistem teori penyakit berkenaan dengan kausalitas, penjelasan yang di berikan oleh penduduk mengenai hilangnya kesehatan, dan penjelasan mengenai pelanggaran tabu, mengenai pencurian jiwa orang, mengenai gangguan keseimbangan Antara unsur panas dingin dalam tubuh, orang,mengenai gangguan keseimbangan Antara unsur panasdingin dalam tubuh atau kegagalan pertahanan imunolgi organ manusia terhadap agen-agen pathogen seperti seperti kuman-kuman dan virus.
            Suatu system perawatan kesehatan adalah suatu pranata social yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilisasi sumber-sumber daya si pasien, yakni keluarganya dan masyrakatnya, untuk menyertakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut. Suatu system peralatan kesehatan jelas merefleksikan sifat logis dan filsafat dari system penyebab penyakit yang terkait dengannya, system penyebab penyakit banyak menentukan keputusan-keputusan yang diambil dan tindakan yang diambil oleh para pelaku dalam adegan yang terjadi kamar sakit.
            Perbedaan antara system teori penyakit dengan system perawatan kesehatan bermanfaat dari berbagai alasan. Disuatu pihak, perbedaan itu membantu kita untuk melihat dengan lebih jelas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari keseluruhan sitem medis. Perbedaan antara system teori penyakit dan system perawatan kesehatan juga memiliki keuntungan-keuntungan dalam situasi tindakan-tidakan tertentu: perbedaan itu memungkinkan kita untuk mengatasi secara lebih bijaksana, lebih peka, tantangan dalam memperkenalkan perubahan dalam praktek medis di kalangan penduduk yang sebelumnya hanya mengenal system-sitem tradisionalnya belaka. Akhirnya pemisahan perawatan kesehatan dari system teori penyakit sangat bermanfaat sebagai saran pendidikan dan penelitian. Perbedaan itu memungkinkan kita untuk kemudian melakukan konsentrasi pada kumpulan besar data bagi analisis dan perbandingan lintas budaya.
BEBERAPA UNSUR UNIVERSAL DALAM SISTEM – SISTEM MEDIS
1.      Sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan-kebudayaan.
Pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan berhubungan satu dengan lain dan memenuhi fungsi khusus dalam hub.satu sama lain. Tiap pranata amat penting bagi berfungsinya secara normal kebudayaan di mana pranata itu berada, dan sebaliknya, memerlukan yang lainnya untuk kelanjutan eksistensinya. Pranata-pranata kesehatan tidak berbeda halnya. Sebagai contoh, kepercayaan dan religi sehingga tidak mungkin untuk memisahkan keduanya. Singkatnya, system medis tidak dapat dimengerti semata-mata hanya dari artinya sendiri; hanya apabila mereka dilihat sebagai bagian dari keseluruhan pola-pola kebudayaan berulah system medis dapat di pahami. Untuk mengatakan bahwa system medis adalah bagian yang integral dari kebudayaan, berarti memandangnya pada tingkatan dasar dan nyata. Namun system medis adalah bagian-bagian dari kebudayaan pada tingkatan yang lebih abstrak, yang dalam isi maupun bentuknya mencerminkan pola-pola dan nilai-nilai yang kurang nampak.

2.      Penyakit ditentukan oleh kebudayaan
Di amerika serikat orang telah biasa untuk berpikir tentang penyakit dalam rangka kuman dan virus-virus yang kita asumsikan sebagai keadaan biologis yang tetap,suatu kondisi patologis yang dibuktikan dengan hasil-hasil tes laboratorium atau bentuk-bentuk pemeriksaan klinis lain.Namun dari pandangan budaya,penyakit adalah hal yang berbeda; penyakit adalah pengakuan social bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar,dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut.Dengan kata lain,harus dibedakan antara penyakit(disease) sebagai suatu konsep patologi,dan penyakit(illness) sebagai suatu konsep kebudayaan.
Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara yang berbeda-beda,dan gejala-gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit dalam suatu masyarakat mungkin diabaikan pada masyarakat lainnya.Contoh-contoh lain juga menggambarkan bagaimana kebudayaan mendefinisikan apa yang disebut penyakit(illness) dan apa yang bukan.seperti halnya di daerah Hulu Lembah Mississippi pada abad yang lalu,malaria juga terdapat di kalangan penduduk Mano di Liberia.Walaupun penduduk pada umumnya memiliki kekebalan terhadapnya (kemungkinan karena memiliki gen sel-sabit yang dianggap memberikan perlindungan tubuh yang penting),banyak orang-orang dewasa menderitanya.Namun mereka tidak menganggapnya sebagai penyakit (Harley 1941:44)

3.      Semua system-sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan pengobatan
Di amerika serikat,dikotomi formal antara pengobatan preventif (kesehatan masyarakat) dan pengobatan kuratif (klinik,sebagian besar dari sektor swasta) cenderung untuk menyebabkan kita merasa bahwa berbagai masyarakat sederhana yang tidak memiliki pembagian tersebut kurang memiliki konsep-konsep pencegahan.
Walaupunbanyak praktek-praktek “pencegahan”pribumi tidak lebih dari tahayul,beberapa tindakan memberikan hasil,walaupun tidak untuk alasan yang diasumsikan,Banyak masyarakat tradisional,misalnya menjaga lingkungannya agar benar-benar bersih dari kotoran manusia: walaupun ini dilakukannya karena rasa takut bahwa musuh-musuh mereka akan melakukan magisimpatetik terhadap mereka melelui kotoran-kotoran mereka,namun berkurangnya lalat-lalat akibat praktek tersebut sudah tentu menguntungkan kesehatan.Penduduk Mano di Liberia yang mempunyai praktek-praktek kesehatan yang jauh dari ideal dari sudut pandangan medis,sangat bersih dalam kebiasaan diri mereka; mereka mandi air panas tiap snja,makannya bersih dan dimasak dengan baik,serta buang air dilakukan di semak-semak,bukan di lingkungan perumahan,sehingga bebas dari kutu-kutu (Harley 1941:73-74)
4.      System medis memiliki sejumlah fungsi
Suatu subsistem perawatan kesehatan tidak hanya melayani pasien tetapi juga, seperti yang akan diuraikan, merupakan landasan dimana peran social penyakit dapat dimainkan: yaitu istirahat sementara dari tekanan psikologis dan social, keinginan untuk mendapat perhatian, suatu cara untuk mengawasi tingkah laku orang lain, dan sebagainya. Sama halnya, system teori penyakit adalah lebih jauh dari sekedar penjelasan yang sederhana mengenai sebab sebab penyakit, seperti yang terlihat dibawah ini:
a). Suatu system teori penyakit memberikan rasional bagi pengobatan.
            Jika penyakit (illness) didefenisikan sebagai akibat masuknya suatu objek karena ilmu sihir,itu adalah mutlak bagi kesembuhan si pasien. Pengobatan mungkin pula ditujukan untuk membujuk atau menetralisasi tukang sihir,supaya ia meyakinkan bahwa penyakit itu tidak akan kembali. Jika penyakit dianggap disebabkan oleh jiwa pasien yang berkeliaran dialam mimpi dan tidak sempat masuk lagi kedalam tubuhnya waktu ia terbangun, maka penyembuhan akan berusaha untuk menjebak atau membawa jiwa tersebut untuk masuk kembali ke tubuh. Dalam system kedokteran barat, apabila analisis laboratorium tentang gangguan kerongkongan menunjukkan adanya infeksi streptococcus, maka dokter modern itu akan menulis resep antibiotic yang tepat.
b). Suatu system teori penyakit menjelaskan “ mengapa”
            System teori penyakit tidak hanya mendiagnosis sebab dan memberikan pengobatan yang logis tetapi juga berhubungan dengan pertanyaan yang lebih luas lagi tentang apa yang telah mengganggu hub.sosial si pasien, keseimbangan apakah yang terdapat dalam alam yang telah terganggu, dan mengapa, dengan tak terduga, nasib buruk telah menimpa individu tersebut. Baik masyarakat tradisional maupun yang telah maju merasa sulit untuk hidup dalam ketidakpastian.
c). Sistem-Sistem teori penyakit seringkali menjalankan peran kuat dalam memberi sanksi dan dorongan norma-norma budaya social dan moral
            Hal ini benar jika penyakit disebabkan oleh dosa ,pelanggaran tabu, dan bentuk-bnetuk lain dari kesalahan tindakan. Dalam tradisi Judeo garis Kristen sakit dijelaskna sebagai hukuman Tuhan terhadap manusia akibat kesalahan-kesalahan moralnya dan atas dosa-dosanya. Penyakit individu mencerminkan transgresi pribadai sedangakan epidemi berarti kegagalan moral social yang utama. Pada keduanya, pengampuanan dan ketaan pada hokum-hukum tuhan adalah jalan bagi penyembuhan serta penghindaran terjadinya lagi penyakit di masa yang akan datang.
            Penyakit dilihat sebagai ganjaran bagi tingkah laku yang tidak disukai , dan merupakan anggapan yang tersebar luas dikalangan masyarakat non barat. Atau dengan kata lain, ancaman dari penyakit sebagai akibat dari tingkah laku yang tidak di terima oleh masyrakat memainkan peranan yang besar pada banyak masyarakat dalam usaha mempertahankan aturan – aturan penduduk lugbara dari kongo percaya bahwa” yang mati mendengar kata-kata yang masih hidup dan mengirm penyakit untuk si pelanggar atas kesalahan-kesalahan tingkah lakunya , karena tidak aptuh terhadap nenek moyangnya ( Middleten 1970:54)
d). Suatu system teori penyakit dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan-pelaksaaan konservasi
Dikalangan beberapa penduduk pemburu, penangkap ikan, peramu dan petani sederhana, penjelasan tentang penyakit (disease) memainkan peran yang kuat dalam pengelolaan cadangan makanan yang terbatas. Ahli antropologi Colombia Reichel-Dolmatoff menggambarkan kasus semacam itu pada orang-orang indiaan Tukano didaerah Amazon Colombia. Orang-orang Tukano memperoleh banyak makanan utama mereka dari kebun -kebun singkong, tetapi protein mereka sebagian besar berasal dari hewan buruan dan ikan. Semua hewan buruan dan ikan berada dibawah kekuasan penguasa hewan, semacam makhluk halus yang bertubuh kerdil yang dengan rasa iri menggembala kawanan rusa, tapir, babi hutan, agouti dan hewan-hewan lain, termasuk ikan, yang merupakan sumber makanan.
Hewan buruan dianggap dapat melakukan tindakan balasan terhadap para pemburu dengan menyebabkan penyakit dan dikalangan penduduk Desana,salah satu kelompok tukano , “ kebencia hewan-hewan buruan dianggap sebagai sebab-sebab yang paling utama dari timbulnya penyakit”. (Reichel-Dolmatoff 1976b: 158). Mereka dapat menyebabkan penyakit hanya melalui penguasanya. Karena itu orang-orang tukano melalui bimbingan shaman yang mengunjungi sang penguasa dalam keadaan kesurupan berusaha untuk memburu hewan-hewan tertentu dalam jumlah yang tertentu pula, sesuai dengan izin yang diberikan oleh sang penguasa. Kepercayaan-kepercayaan terhadap penyakit jelas menghasilkan konservasi yang baik bagi pelaksanaan perburuan.  
e). Suatu system teori penyakit dapat megatasi agresi
            Spiro telah menguraikan mengenai alus-hantu-hantu jahat – yang dikalangan penduduk ifaluk diwilayah atol kecil Micronesia. Dianggap sebagi penyebab penyakit dan kemalangan. “ alus menyebabkan kegelisahan, ketakutan , kecemasan , juga penyakit dan kematian ; dan dengan menyebabkan kematian individu-individu, mereka secara potensial dapat memusnahkan seluruh masyarakat. Dari sudut pandangan penduduk, akan lebih baik bila tidak ada alus” (Spiro 1952: 498).
            Namun dorongan agresif itu ada dan harus disalurkan keluar salah satu kemungkinan adalah menyalurkannya kembali kedalam, dengan tentunya akan merusak kepribadian individu yang bersangkutan. Kemungkinan lain yang ditemukan di ifaluk adalah untuk memindahkan dorongan agresif tersebut pada objek lain diluar masyarakat manusia. Spiro merasa bahwa ketakutan dan kebencian ekstream yang dirasakan orang-orang ifaluk terhadap alus adalah cukup kuat untuk menghalau dorongan agresif itu dari manusia dan melepaskannya kedalam pola kebudayaan agresif yang bersanksi budaya.
f). Peran nasionalistik pengobatan tradisional
            Pengobatan tradisional sering memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan nasional, karena ia dapat melambangkan masa silam Negara yang bersangkutan dan tingkatan kebudayaan yang tinggi di masa lalu. Di negara-negara yang memiliki system medis yang kuno dan tertulis , sering kali timbul keinginan untuk meningkatkan system medis asli itu pada status “ terpisah namun sederajat” dengan kedokteran barat , dilandasi oleh argument mengenai segi kekunoan pengetahuan medis dalam Negara yang bersangkutan maupun kemashuran efektifitas pengobatan tradisional tersebut. Tulisan akhir-akhir ini mengenai pengobatan cina , misalnya menekankan pentingnya teknik-teknik pengobatan yang telah dikenal dan digunakan lama sebelum pengobatan itu muncul di barat. Dan di Asia tenggara pengobatan ayurveda hindu , dan pengobatan islam , unani tibbi , dikenal dan didukung oleh pemerintah nasional masing-masing ( Opler 1963: 32).
            

Belum ada Komentar untuk "SISTEM MEDIS SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI SOSIAL-BUDAYA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel